China Bentuk Skuadron Kamikaze Bunuh Diri Untuk Hadapi AS

16 Oktober 2020, 23:03 WIB
Drone CH-4 Rainbow China /Xinhua

Rembang Bicara - Dalam menghadapi konflik melawan Amerika Serikat (AS), China mulai realistis dan mawas diri.

China sadar bahwa dari segi kuantitas dan kualitas persenjataan, mereka masih jauh dibawah AS.

Dikarenakan AS lebih sering berperang di Timur Tengah, tentu saja satuan lapis baja dan metode peperang tank mereka jauh lebih unggul dari China.

Dari kekurangan tersebut China memilih untuk meniru langkah Jepang di masa lalu dengan membentuk skuadron Kamikaze bunuh diri.

Dalam sebuah video menunjukkan bagaimana China Academy of Electronics and Information Technology (CETC) nampak menerbangkan sebuah drone Penyerang.

Hal ini sebagaimana dilansir ZonaJakarta.com sebelumnya dari Express dengan judul Sadar Kalah Kekuatan Lawan AS, China Bentuk Skuadron Kamikaze Bunuh Diri.

Rupanya drone tersebut merupakan embrio dimana PLA akan membentuk skuadron bunuh diri.

Bedanya skuadron ini hanya akan mengorbankan drone-nya saja ketika menubruk entah itu tank atau kapal perang AS.

Dalam video ini memperlihatkan bagaimana latihan CETC menggunakan 48 drone terbang dari bagian belakang truk untuk kemudian menabrak targetnya.

Diketahui pula drone ini membawa muatan peledak Armor Piercing untuk mensabot kendaraan lapis baja musuh.

Jelas pembentukan drone ini memusinhkan pengamat militer AS.

Sebab industri pertahanan China bisa membuat drone ini sebanyak mungkin karena bahan serta biaya pembuatannya amat murah namun efektif dalam pertempuran nantinya.

 

 

Seorang mantan pejabat senior Pentagon dan ahli perang drone, Paul Scharre menjelaskan jika China kembali membuat taktik baru lagi untuk menghadapi AS.

“Kami tidak dapat melihat dari video China apakah drone tersebut berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain," kata Scharre.

"Ini bisa saja berupa peluncuran drone seperti peluncuran rudal dari sistem roket multi-peluncuran. Namun, tes tersebut menunjukkan bahwa China sedang mengembangkan sistem drone swarm (kelompok) dan mereka dapat beroperasi dalam beberapa tahun," kata Paul seperti dikutip dari Express.

Untuk diketahui jika China merupakan salah satu produsen dan pemasok drone terbesar di dunia untuk kepentingan komersial maupun militer.*** (Beryl Santoso/Zona Jakarta).

 

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler