Meski Datang Sebagai Menhan, Prabowo Tetap Dicap Warga Austria Sebagai Pelanggar HAM Orde Baru

21 Oktober 2020, 22:06 WIB
Pertemuan Prabowo dengan Menhan Klaudia Tanner di Wina, Austria /Kronen Zeitung

Rembang Bicara - Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto pagi tadi bertemu dengan Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner.

Petemuan tersebut betempat di kantor Kementrian Pertahanan Austria di ibu kota Wina.

Diadakannya pertemuan tersebut secara jelas membahas mengenai 15 unit jet tempur Eurofighter Typhoon bekas pakai AU Austria yang direncanakan untuk dibeli Indonesia.

Petemuan tersebut hanya berlangsung selama 60 menit.

Adanya pertemuan tersebut dikarenakan Prabowo dianggap oleh warga Austria sebagai Pelanggar HAM era Orde Baru.

Selain itu, Wina juga terus dikritik akibat menerima kedatangannya walau sudah dalam kapasitas Menhan yang mewakili resmi Indonesia.

Hal ini sebagaimana dikutip ZonaJakarta.com dari Der Standard sebelumnya dengan judul Karena Dicap Pelanggar HAM, Oposisi Kritik Austria Karena Mau Jual Eurofighter Typhoon ke Indonesia.

Juru Bicara Oposisi Partai Hijau Austria David Stogmuller mengkritik kelakuan pemerintah Austria yang mau menjual jet tempur Typhoon ke Indonesia.

"Apakah tidak ada negara lain yang tertarik dengan membeli Eurofighter," ujarnya menyindir.

Kritikan juga datang dari Juru Bicara Bidang Pertahanan Partai NEOS (Das Neue Österreich und Liberales Forum) Douglas Hoyos.

"Menjual jet tempur Eurofighter Typhoon ke Indonesia bukanlah penyelesaian tuduhan korupsi seputar pembelian jet tempur tersebut oleh pemerintah Austria," katanya.

Hoyos mempermasalahkan masalah HAM di Indonesia dan tidak boleh menerima Typhoon.

"Selain itu, perlu dicermati apakah Indonesia merupakan mitra negosiasi yang cocok karena kasus pelanggaran hak asasi manusia setempat," kata Hoyos.

 
 

Sebetulnya pembelian Typhoon ini bisa berbelit-belit karena setelah Austria setuju menjual maka konsorium Eropa seperti Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol harus juga menyetujuinya.

Kenapa? pasalnya Typhoon adalah jet tempur Joint Production dari negara-negara di atas dan media Austria menilai kesepakatan penjualan ini sulit terwujud.

Sementara itu Presiden Austria Alexander van der Bellen nampaknya ingin segera menjegal keluar 15 unit jet tempur tersebut dari AU Austria.

Bahkan ia meminta secara khusus kepada Tanner untuk mempelajari apa yang diajukan Prabowo.

"Merupakan tugas menteri pertahanan untuk memeriksa permintaan tersebut dengan cermat dan menarik kesimpulan yang sesuai," ujar Alexander kepada Der Standard.

Jika mau tanpa embel-embel HAM, Indonesia bisa membeli dari China dan Rusia dimana dua negara itu hanya menganut pakem dagang sederhana : ada uang ada barang!*** (Beryl Santoso/Zona Jakarta).

 

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler