Pembunuhan terhadap Orang Rohingya Kembali Terjadi di Myanmar

- 15 Oktober 2020, 10:25 WIB
Etnis Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe, Aceh pada Senin, 7 September 2020.* /AFP/Rahmat Mirza/
Etnis Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe, Aceh pada Senin, 7 September 2020.* /AFP/Rahmat Mirza/ /

Rembang Bicara - Rohingya merupakan kelompok etnis yang oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dianggap sebagai orang yang paling teraniaya di dunia.

Anggota komunitas Indo-Arya tersebut hidup di bawah bayang-bayang ketakutan terhadap potensi kekerasan dan serangan yang menyerang mereka, terutama sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal tahun 2012 silam.

Menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA), sejak 25 Agustus 2017 tercatat, sudah hampir 24.000 Muslim Rohingya terbunuh.

Catatan OIDA tersebut juga menyatakan sejumlah 34.000 anggota etnis Rohingya juga dilempar ke dalam api, dan tidak kurang dari 114.000 lainnya dipukuli.

Baca Juga: UU Ciptaker Diklaim Memprioritaskan UMKM

Setelah melalui masa gelap tahun 2017, baru-baru ini penganiayaan terhadap orang Rohingya kembali terjadi di Rakhine, Myanmar.

Anggota komunitas Rohingya yang masih berdiam di sana mengalami pembunuhan. Hal tersebut terungkap setelah ratusan pengungsi Rohingya di tenggara Bangladesh menggelar protes pada Rabu, 14 Oktober 2020.

Mereka turun ke jalan sembari memegang spanduk yang bertuliskan tuntutan segera diakhirinya pembunuhan dan penyiksaan terhadap komunitas Indo-Arya tersebut.

“Karena ada pembatasan, kami tidak mengumpulkan dalam jumlah besar. Sekitar 300 anggota kami secara damai mengambil bagian dalam demonstrasi hari ini hanya untuk menyoroti bahwa kami masih dibunuh di Myanmar, " kata Ansar Ali sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency pada Kamis, 15 Oktober 2020.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x