Karena dalam banyak kasus, banyak masyarakat yang jadi korban penipuan dari masifnya praktek penipuan berkedok perdukunan. Ia mengaku prihatin dengan adanya dukun-dukun non muslim. Sementara menurutnya, bagaimanapun perdukunan adalah produk dari pesantre.
"Perdunu itu Persatuan Dukun Nusantara, berangkat dari keprihatinan saya pribadi dan keprihatinan teman-teman di lingkungan kita khususnya umat Islam. Ketika masyarakatnya bersinggungan dengan dunia supranatural, mereka itu hanya melalui kabar-kabar dari teman-teman dan seterusnya," ujarnya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Pondok Pesantren Ar-Raudlah.
"Dipanggil orang pintar. Orang pinternya ini non muslim, buat kita ini prihatin. Jadi kalau mau ngomong dunia perdukunan itu juga bagian dari produk pesantren," sambungnya.
Gus Abdul Fatah menyampaikan jika melihat para ulama terdahulu, selain mereka menguasai ilmu fikih, tasawuf, dan seterusnya. Ada juga ilmu hikmah yang merupakan produk pesantren.***