Soal Omnibus Law, Ganjar Pranowo adalah Faktor Pembeda

6 Oktober 2020, 19:42 WIB
Gaya Ganjar Pranowo saat bicara dalam suatu rapat /Humas Pemprov/Antara

Rembang Bicara – Ada yang mengikuti twitter milik Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo? Di bio akun burung biru miliknya itu tertulis kata romantis begini, "Tuanku ya rakyat, Gubernur cuma mandat..." Dan tampaknya kalimat itu relate dengan sikap yang ditunjukkannya.

Terlihat saat mayoritas pemimpin daerah memilih bungkam suara, Pak Ganjar justru tanpa teding aling-aling memberi statement sejuk. Tanpa teding aling-aling, ia bersuara, mencoba menengahi semua elemen yang ada, baik dari pihak pro maupun kontra omnibus law.

Baca Juga: Kecewa dengan Hasil Sidang Paripurna, Netizen Lambungkan #MOSITIDAKDIPERCAYA

Pak Ganjar paham bahwa keputusan dalam sidang paripurna yang meloloskan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang sudah barang tentu tidak memberi kebahagiaan kepada banyak pihak. Namun, ia pun mengerti betul bahwa apabila palu sudah diketok, maka tidak ada pilihan selain menerima dan mengakali kebijakan tersebut.

 “Saya menyampaikan terima kasih karena kerumunan-kerumunan tidak diciptakan,” kata usai acara Penganugerahan Siddhakarya di Hotel Pesona, Selasa, 6 Oktober 2020.

Sejatinya Pak Ganjar agak ragu. Di satu sisi, ia harus patuh pada aturan yang sudah resmi disahkan, entah ia setuju atau tidak. Di sisi lain, ia sadar banyak elemen sipil, termasuk dari Jawa Tengah, yang menolak.

Dalam kondisi seperti itu, mau tidak mau pilihan paling rasional adalah win win solution alias enak bagi semua pihak. Bagaimana caranya? Di sinilah kecerdasan Pak Ganjar.

“Kita duduk yuk, ketemu dengan pengusaha, buruh, kita ngobrol, mana yang kira-kira menjadi persoalan dan bagaimana kita melaksanakan itu, sehingga semua akan bisa mengerti.”

Baca Juga: This is Indonesia, Saat Karyawan Mematikan Mikrofon DPR yang Tengah Bicara

Ya, duduk bersama pantas ditawarkan terlebih dahulu kepada publik. Pak Ganjar tentu tidak mau buru-buru mengambil inisiasi berupa pernyataan sikap pribadi, karena ia merupakan representasi warga Jawa Tengah yang terdiri dari banyak kalangan, mulai pengusaha sampai pengangguran.

Oleh sebab itu, daripada Pak Ganjar kepleset lidah dengan mengucap sikap antara menerima atau menolak omnibus law, mending menawarkan mediasi saja. Berharap semua pihak tenang terlebih dahulu. Toh citra Pak Ganjar sebagai pemimpin rakyat tetap bertahan kok sebagai profit dari statement ini.

Memang nggak salah deh kalau orang nomor satu Jateng itu selalu berkata dalam setiap kesempatan, “Semua masalah bisa dibicarakan.” Tinggal kita tunggu kelanjutannya.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler