Amien Rais Ingin seperti Pandawa?

- 4 Oktober 2020, 14:51 WIB
Amien Rais dalam salah satu momen acara Partai Amanat Nasional (PAN)
Amien Rais dalam salah satu momen acara Partai Amanat Nasional (PAN) /amanatnews

Rembang Bicara - Cah, kalian tidak asing dengan sosok bernama Amien Rais, bukan? Saat saya masih kecil, nama tokoh yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia itu kerap muncul setiap kali ada orang berbicara mengenai Partai Amanat Nasional (PAN) - selain juga saat membahas Gus Dur dan reformasi.

Kini tampaknya 'relate' antara nama Amien Rais dan PAN bakal asing untuk disangkutpautkan. Pasalnya PAN sudah mencoret nama Amien Rais dari daftar tokoh loyalis partai. Bahkan salah satu politikus PAN sampai berucap bahwa,

"Sekarang ini tentu slogan itu sudah berlalu dan tidak ada lagi. Amien adalah PAN dan PAN adalah Amien itu sudah tidak berlaku lagi, sejak tokoh reformasi itu mendirikan Partai Ummat," (03/10/2020).

Sebagaimana sudah marak dibicarakan dari beberapa bulan terakhir sejak Kongres V PAN memilih Zulkifli Hasan sebagai pimpinannya kembali, Amien Rais tampak mulai membuat manuver politik baru dengan pertama-tama menyatakan diri keluar dari partai yang sudah melekat sejak awal reformasi tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ, keputusan Amien Rais tersebut lantas diikuti oleh beberapa anaknya, kecuali Mumtaz Rais yang tetap memilih setia dengan sang mertua, Bang Zulhas - sapaan Zulkifli Hasan.

Di saat yang bersamaan, muncul pula manuver baru yang menyebut bahwa Amien Rais bersama beberapa anak dan tokoh elite lainnya merencanakan untuk membentuk partai sendiri. Dan kini wacana tersebut sudah berwujud menjadi Partai Ummat.

Tidak ada yang salah dalam pendirian partai politik ini, karena memang sudah menjadi hak politik bagi setiap warga bangsa. Namun konsekuensi yang harus diterima oleh tokoh sekaliber Amien Rais yang pernah menghidupi PAN tentu sangat mahal harganya.

Pak Amien harus siap kehilangan kredibilitas yang mulai dioperasikan oleh para politikus PAN, salah satunya lewat slogan glorifikasi 'Amien-PAN' yang mulai dideligitimasikan.

Terlepas dari upaya politikus PAN tersebut, apa yang diperagakan Pak Amien Rais wajar dilakukan oleh seorang tokoh yang tidak mendapat privilege di dalam organisasi politik yang ia dirikan. Hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa tokoh politik dalam cerita sejarah.

Salah satu yang paling fenomenal adalah saat Pandawa memilih untuk mendirikan Amerta setelah gagal menguasai Hastinapura yang sudah dikunci oleh Kurawa. Bagi Pandawa, tidak menjadi soal apabila takhta Hastinapura dipegang oleh Kurawa, asalkan masih ada lahan basah yang bisa digarap menjadi kerajaan sesuai dengan pandangan politik mereka. Toh masyarakat Hastinapura masih banyak kok yang loyal terhadap mereka.

Tampaknya pilihan mendirikan sendiri rumah baru tersebut lebih rasional daripada melakukan seperti apa yang ditempuh oleh Erik Killmonger dalam film Black Panther.

Erik yang notabene merupakan keluarga kerajaan memilih merebut takhta yang dimiliki oleh Pangeran T'Challa. Meski akhirnya Erik terbunuh, tetapi perlawanannya tersebut sempat berhasil saat ia untuk beberapa waktu sukses merasakan kursi keren raja Wakanda. Aksi perlawanan habis-habisan Erik wajar sekali ditempuh bagi tokoh yang memang secara kekuatan bisa bertarung di dalam satu arena. Sedangkan semua itu tidak berlaku bagi Amien Rais yang sudah merasakan babak belur saat adu kekuatan dengan Zulhas dalam kongres di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Apakah jalan yang ditempuh Amien Rais ini bakal mulus? Atau seperti partai-partai gurem lainnya yang ramai di awal namun lesu dalam kompetisi elektoral? Kita patut menyimak drama yang akan diperagakan olehnya.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Permenpan RB


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x