Menyangkal Mitos Soal Kanker Payudara yang Disebabkan Oleh Pemakaian Bra

- 13 Oktober 2020, 14:52 WIB
Ilustrasi Hari Tanpa Bra Sedunia atau No Bra Day.
Ilustrasi Hari Tanpa Bra Sedunia atau No Bra Day. /Pixabay

Rembang Bicara - Mengenai peringatan No Bra Day yang diperingati tiap 13 Oktober, ada satu mitos yang sudah kadung diimani oleh masyarakat, khususnya perempuan, di belahan dunia manapun. Yaitu perihal kesehatan payudara yang ditentukan oleh pemakaian bra.

Mitos yang selanjutnya justru berkembang menjadi sebuah isu yang santer diperdebatkan dalam ruang-ruang yang lebih sentimentil. Dari yang semula hanya soal kesehatan, kemudian menjalar ke ranah estetika, kenyamanan hingga diseret pada wacana feminisme. 

Sederhananya, No Bra Day dipahami masyarakat sebagai kebebasan perempuan untuk memilih; mengenakan bra atau tidak? Sebab perempuan memiliki kedaulatan atas tubuhnya sendiri. Kedaulatan yang dalam narasi feminisme juga dikaitkan dengan kesehatan reproduksi maupun sakadar mengenai estetika bentuk tubuh. 

Intinya, dengan dalih apapun yang berputar-putar tersebut, No Bra Day diasumsikan sebagai langkah agar perempuan menyadari tentang efek dari mengenakan atau tidak mengenakan bra, dengan satu pertanyaan mendasar, "Lebih sehat mana?"

Baca Juga: Di Balik No Bra Day: Mengenakan Bra atau Tidak, Tidak Ada Hubungannya dengan Kanker Payudara

Secara umum memang belum ada riset yang concern ke arah isu tersebut. Namun mengutip Patricia Geraghtyspesialis kesehatan wanita menyebut bahwa bra tidak memiliki signifikansi tertentu bagi kesehatan wanita. Artinya, mau mengenakan atau tidak, sebenarnya tidak berpotensi mengganggu kesehatan payudara, lebih-lebih sampai menimbulkan kanker.

 

Hasil riset menunjukkan mayoritas perempuan memilih menggunakan bra adalah karena alasan estetika: takut payudara akan menjadi melorot dan mengendur. 

Dan bahkan hal ini pun turut disangkal oleh Geraghty. Menurutnya, perubahan bentuk maupun kontur payudara bukan dipengaruhi oleh intensitas pemakaian bra, melainkan disebabkan oleh berapa kali seorang perempuan mengalami proses kehamilan. Karena faktor utama yang membuat kontur payudara berubah adalah terkait dengan perubahan bentuk tubuh saat pra dan pasca melahirkan, dan juga masa-masa ketika menyusui.

Halaman:

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x