Kisruh UU Ciptaker Jokowi Hilang, Pimpinan Daerah Dapat Panggung

- 17 Oktober 2020, 23:07 WIB
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil /minews.id

Rembang Bicara - Gengs, dalam sepak bola ada satu sosok yang memiliki peranan penting, tetapi kemunculannya jarang. Ia hanya memperlihatkan batang hidung saat kapten tim kesebelasan berhalangan tampil atau kebetulan performa kepemimpinannya nggak tepat dalam laga tertentu.

Dialah wakil kapten, pemilik jabatan tinggi nomor dua yang memiliki mental leadership sebagaimana kapten utama.

Ada banyak kok nama-nama wakil kapten yang mentereng di dalam suatu klub sepak bola. Sebut saja Ryan Giggs yang berada di belakang kapten utama Gary Neville dalam skuad Manchester United. Atau Andreas Iniesta yang menjadi andalan utama Barcelona saat sang Xavi berhalangan hadir di menit awal.

Meski terkesan dinomorduakan, tetapi sepak bola sangat humanis lho. Mereka wakil kapten tersebut nggak pernah diposisikan layaknya ban serep. Justru pada dasarnya, kapten utama dan wakil kapten hanya berbeda pada sisi keahlian yang kontekstual dengan laga yang sedang dihadapinya.

Bahkan, wakil kapten juga bukan berarti ia nggak bisa memimpin tim meski ada sosok kapten utama yang main. Mereka tetap menjadi leader di dalam barisan yang ia pegang.

Misal, Giggs tetap merupakan komandan lapangan tengah bersama Scholes, walaupun Neville bermain. Jadi di sinilah keunikannya, baik kapten utama maupun wakil kapten sama-sama paham tugasnya.

Ya tentu saat dalam kondisi yang berkaitan dengan tim secara keseluruhan, kapten utama adalah sosok yang paling dominan. Dan ia akan maju terlebih dahulu manakala tim dirundung problem, bahkan meski problem itu ada di barisan yang nggak ia pegang. Bukan malah mengorbankan wakil kapten.

Nah kayaknya Presiden Jokowi musti segera menelepon para kapten utama yang mimin sebutkan tadi. Minimal untuk sharing tentang cara memimpin di waktu chaos yang melanda di lini-lini kecil barisan tertentu.

Barisan ini kalau dikontekskan ya berarti wilayah atau daerah di dalam tim bernama Negara Indonesia. Sebelumnya kan kita sudah tahu bahwa hampir semua kepala daerah keluar dari tempat dinas menuju kerumunan pendemo.

Mereka semua memberi statement yang dimaksudkan untuk meredakan tensi amarah. Sementara itu kita semua belum mendengar sama sekali statement dari kapten utama alias pemimpin negara, Presiden Jokowi.

Jadi seolah tuh kepala daerah, mulai Ridwan Kamil sampai Ganjar Pranowo, menjadi tameng Presiden. Padahal dalam logika kepemimpinan, mau bagaimanapun, karena ini urusannya dengan organisasi yang lebih besar daripada daerah, seharusnya yang maju pertama kali ya kepala negaranya dong.

Jangan sampai negara ini kalah ilmu manajerial dengan tim sepak bola, cuy.

Normalnya tuh statement yang muncul pertama kali harus dari presiden. Lalu kepala daerah tinggal meneruskan pesan dari pusat kepada massa yang bergejolak di tiap daerah. Nah di situ kan pasti muncul dialog dari bawah.

Kemudian apa yang dari bawah itu disampaikan oleh kepala daerah kepada presiden. Sedangkan yang terjadi saat ini, Pak Presiden malah tidak ada terlihat dan malah kepala daerah yang hanya menemui para aksi massa.

Bisa dicontoh gitu loh gaya dan pola permainan sepak bola agar ini negara bisa jadi kondusif dan berjalan dengan baik. Hmmm, masa begini saja nggak paham. Upps.***

Editor: Achmad Choirul Furqon


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x