Nadiem Makarim Menteri Jokowi Rasa Orba

- 17 Oktober 2020, 23:26 WIB
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim /Pikiran-Rakyat.com

Rembang Bicara - Gengs, terutama bagi kalian yang berasal dari perguruan tinggi, pernah lihat pentas teater, nggak? Kalau mimin pernah sih. Saat itu temanya tentang keganasan Orde Baru (Orba) sebelum Indonesia masuk era reformasi. Mungkin karena setting-nya di kampus, maka banyak sekali mahasiswa yang berorasi banyak hal. Nah saat itulah mimin mendengar bahasan tentang NKK/BKK.

Penasaran dong sama NKK/BKK. Akhirnya mimin searching pakai hp nokia flip kuno tentang barang yang baru mimin dengar itu.

Ternyata, pada 1978, lewat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Daoed Joesoef, rezim Orba pernah berhasil menundukkan kritisisme dan kreativitas mahasiswa lewat kebijakan berupa Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).

Kebijakan yang dinilai menjadi biang kerok lesunya mahasiswa itu tertuang dalam SK No.0156/U/1978.

“Ngeri sekali ya zaman dulu. Untung sekarang sudah nggak ada yang seperti itu,” pikir mimin. Tetapi ternyata mimin keliru, sebab meski NKK/BKK sudah nggak ada, upaya menormalisasi kehidupan kampus masih mungkin terjadi.

 Hingga sampailah momentum di mana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita, Mas Nadiem Makariem, mengeluarkan surat edaran mengenai pelarangan bagi mahasiswa untuk ikut demonstrasi menolak omnibus law.

Tentu saja mimin kaget, cuy. Nggak cuma mimin, Satriawan Salim selaku Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) juga dibuat geleng-geleng kepala.

Bahkan saking jengkelnya, Salim pun mengatakan seharusnya Mendikbud tuh mengapresiasi gerakan mahasiswa, karena justru mahasiswa sedang menjalankan fungsi sebagai intelektual. Toh kalau mahasiswa demo kan memang itu bagian dari laboratorium keilmuan.

Ingat lho, ya, tembok kampus terlalu sempit untuk menampung banyak ide mahasiswa yang dituntut supaya mengembangkan pikiran. Bukannya dikasih tepuk tangan, eh ini malah mau dikandangkan. Emang mahasiswa kebo tah, Mas Menteri? Ada-ada saja. Upsss.

Lagian mau dikandangin bagaimanapun, namanya mahasiswa pasti akan memberontak juga. Itu mah cetakan dari sono-nya. Lha wong Orba yang gagah perkasa saja dibuat ampun-ampun kok, apalagi cuma sekadar surat edaran yang menggelikan itu.

Kita patut belajar banyak lah dari kisah Avengers dalam cerita Captain America. Mereka awalnya kan mau MoU soal pembatasan gerak super hero. Namun ternyata alam nggak setuju. Buktinya baru hendak tanda tangan, eh lha kok ada serangan besar.

Ya nggakpapa sih sebenarnya jika Mas Menteri bermaksud supaya kampus tetap safety. Tetapi nggak dengan cara seperti itu.

Kalau memang Mas Nadiem pengen supaya ada dialog, ya mending dialog itu seharusnya difasilitasi. Sebab sebenarnya alasan mahasiswa turun jalan ya karena mereka merasa ruang dialog tuh ditutup.

Andai nggak ditutup, mimin yakin demo kemarin nggak akan terjadi. Sesederhana itu pikiran mahasiswa. Makanya kalau mau memahami Mahasiswa, dekati dan rangkullah mereka. Hehe.***

Editor: Achmad Choirul Furqon


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x