Melalui Irma Suryani, NasDem Ingin Indonesia Kembali ke masa Orde Baru?

- 27 Oktober 2020, 19:20 WIB
Irma Suryani Chaniago
Irma Suryani Chaniago /Antaranews.com

Rembang Bicara - Sobat, pernah nonton film-film kepemimpinan kan? Kalau sudah, nggak mungkin dong film Narnia terlewat. Nah, dalam film Narnia ada pemimpin namanya Aslan, singa besar yang penuh kebijakan dan kewibawaan. Sifatnya yang mimin suka dan kagumi tentu saja ia dapat mengambil keputusan yang cepat dan tegas serta komitmen pada prinsip keadilan.

Andai dulu sudah ada bahasa demokrasi, kayaknya Aslan ini cocok disebut pemimpin yang demokratis. Bagaimana tidak, ia selalu melibatkan empat orang manusia yang dipilihnya sebagai wakil-wakilnya. Pun selalu mendengar aspirasi rakyatnya.

Mimin jadi ingat kalimat Jusuf Kalla bahwa 'Pemimpin dalam situasi kedaruratan dibutuhkan dua hal, kecepatan dan ketegasan'. Kalimat itu meski menggunakan diksi pemimpin, tapi juga layak kita semua insafi. Sebab kata doktrin agama, kita semua adalah pemimpin secara hakiki. Begitu.

Dikarenakan kita pemimpin yang harus memegang prinsip keadilan, maka tentu nggak elok lho kalau melempar statement baru yang nggak konsisten dengan apa yang pernah kita omongkan dulu, secara prinsip. Ya beda lagi kalau secara politis. Kan memang politik tempatnya semua hal bisa berubah seketika. Mirip lagu 'negeri para pesulap' gitu. Hehe.

Hal itu mimin temukan - mohon maaf nih ye - dalam statement Partai NasDem melalui Ibu Irma Suryani yang kemarin ngomong bahwa gubernur baiknya dipilih langsung oleh presiden saja. Kalau memang seperti itu, mimin justru berpikir NasDem ini mirip-mirip Orde Baru, cuy.

Kan dulu pernah tuh Orde Baru lewat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah mengatur supaya kepala daerah diangkat oleh presiden.

Heran mimin tuh sama NasDem. Padahal dulu NasDem pernah mengkritik habis opsi mengembalikan pemilihan kepala daerah melalui DPRD yang dulu pernah muncul. Dan kalian tahu nggak apa alasan NasDem? karena NasDem menolak model-model kayak Orde Baru.

Dua kasus ini, yakni gubernur dipilih presiden dan pilkada diurus DPRD, secara spirit kan sama sebenarnya, bahwa keduanya dinilai nggak demokratis. Makanya, tentu apabila konsisten, hal yang sama seharusnya ditegaskan NasDem dong, cuy. Lha ini bukannya menegaskan hal yang sama secara spirit dan prinsip kedemokratisan, eh kok malah berbeda haluan.

Jangan-jangan omongan NasDem bukan bersumber dari nalar demokrasi, melainkan hanya sekadar itung-itungan politik saja nih? Upps.

Halaman:

Editor: Achmad Choirul Furqon


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x