Apa yang Dimaksud Malam Tirakatan 17 Agustus? Berikut Sejarah dan Makna Lengkapnya

- 16 Agustus 2021, 07:23 WIB
Gelar Malam Tirakatan
Gelar Malam Tirakatan /BPIP RI

Rembang Bicara – Informasi mengenai sejarah dan makna “Tirakatan 17 Agustus” dapat kalian baca di dalam artikel ini.

HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa, 17 Agustus 2021.

Dalam menyambut momentum bersejarah tersebut, seluruh elemen bangsa meramaikan dengan beragam cara dan aktivitas.

Salah satu yang paling sering ditemukan di dalam tradisi kehidupan masyarakat Jawa menyambut hari kemerdekaan yaitu malam tirakatan.

Baca Juga: Contoh Pidato Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 untuk Siswa SD dan MI Tema Siap Menjadi Generasi Penerus

Merujuk pada kamus bahasa Indonesia, tirakat adalah menahan hawa nafsu, dan memiliki tujuan dalam hal supranatural berupa mengasah batin atau spirit.

Malam tirakatan merupakan malam di mana seluruh masyarakat melakukan perenungan panjang tentang sejarah kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan, serta berdoaa atas anugerah Indonesia merdeka.

Malam tirakatan dilaksanakan pada malam hari 16 Agustus sebelum esoknya tanggal 17 Agustus di tanah lapang perdesaan ata sudut perkotaan.

Tradisi malam tirakatan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI menjadi tradisi rutin masyarakat sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Beberapa pihak menduga bahwa malam tirakatan ini dimulai dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sejak era Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Baca Juga: Sejarah Bubur Suro di Bulan Muharram, Ternyata Bersumber dari Kisah Nabi Nuh

Acara tirakatan biasanya dimulai pukul 19.00 WIB dengan dihadiri oleh para petinggi dan tokoh daerah tersebut.

Menurut Sri Sultan Hamengkubuwono X, tirakat sendiri pada hakikatnya adalah soal perenungan, untuk menjadi yang lebih baik lagi di kemudian hari.

“Introspeksi terhadap jati diri Bangsa Indonesia, apakah akan tetap konsisten menjadikan NKRI sebagai negara bangsa, serta Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa,” ujar Sultan dilansir dari jogjaprov.go.id.

Orang Jawa menyebutnya “nitik-laku”, yaitu menengok jejak sejarah pergulatan bangsa, mengkaji dan memotret perjuangan masa lalu dalam berbagai zaman, dan juga menyebutnya “napak-laku” berupa mengambil ketauladanan para pendiri bangsa.

Baca Juga: Fakta Penting yang Belum Banyak Orang Ketahui di Balik Kelahiran Lagu 'Indonesia Raya' Ciptaan WR Supratman

Selain itu di malam tirakatan, masyarakat akan diajak melihat peristiwa sejarah yang telah terlewati sebagai “learning process” dan sumber inspirasi yang dapat mengangkat martabat bangsa.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x