Tari Legong Khas Bali, Warisan Budaya yang Bermula dari Mimpi Seorang Raja

- 8 Oktober 2020, 21:02 WIB
Tari Legong Lasem klasik
Tari Legong Lasem klasik /

Saat gerakan lengkap, dia menamakan tariannya Tari Sang Hyang Legong dengan para penari yang memakai topeng.

Istilah Sang Hyang merujuk pada tarian sakral dan berhubungan dengan ritual adat.

Baca Juga: Fantastis! Ikan Cupang Termahal di Indonesia, sampai Rp25 juta!

Karena sakral, Tari Legong dipentaskan di halaman pura dan puri (istana) pada hari-hari tertentu di wilayah keraton-keraton di Bali pada abad ke-19.

Tari Legong akhirnya keluar dari lingkup puri dan dipelajari oleh rakyat kebanyakan serta menyebar ke beberapa daerah di Bali.

Beberapa gerakan diubah, ada yang ditambah dan ada yang dikurangi dan tak lagi memakai topeng. Sehingga tari legong yang kita nikmati saat ini sejatinya berbeda dengan tari legong pada awal mulanya. 

Baca Juga: Trump Keberatan dengan Rencana Komisi Untuk Debat Virtual

Pada tahun 1928 seiring perkembangan politik Nusantara, evolusi atau lebih tepatnya transformasi membawa tarian ini berubah dari tarian adat menjadi tari hiburan.

Sejak tahun 1931 tari ini disajikan untuk tamu yang berkunjung di Bali dan kemudian menjadi tari wisata.

Setidaknya terdapat sekitar 18 Tari Legong yang dikembangkan Bali selain Tari Legong Lasem (Legong Kraton) yang merupakan tari legong paling tua.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x