Dawuh Imam Ghazali : Duhai Anakku, Waspadalah Jika Usiamu Sudah Menginjak Kepala Empat! (Bag. 1)

19 Oktober 2020, 11:58 WIB
Ilustrasi kegiatan belajar dan mengajar para ulama //mirataljazeera//

Rembang Bicara – Imam Abi Hamid Ahmad bin Muhammad atau yang lebih dikenal Imam al-Ghazali memiliki banyak nasihat yang bisa dijadikan bahan refleksi bersama.

Apalagi di saat zaman sudah memasuki era disrupsi seperti ini, penting sekali membaca kembali nasihat yang diberikan oleh ulama penuh lautan hikmah tersebut.

Pada kesempatan kali ini, dan akan berlangsung dalam beberapa bagian, saya akan menceritakan salah satu isi kitab beliau yang diberi nama Ayyuhal Walad atau ‘Duhai Anakku!’.

Kitab ini dikarang oleh al-Ghazali sebagai jawaban atas pertanyaan seorang muridnya yang sedang dilanda keresahan.

Baca Juga: Supaya Melawan Kezaliman Tidak Malah Menimbulkan Kezaliman Baru, Ini Dawuh Imam Ghazali

Dalam kondisi gundah gulana tersebut, si murid berpikir, “Saya sudah belajar ragam ilmu dari al-Ghazali, dan sekarang sudah saatnya mengaktualisasikan ilmu-ilmu tersebut di dalam kehidupan.

Tetapi persoalannya adalah saya belum memahami dengan jelas manakah ilmu yang bermanfaat kelak sebagai bekal saya di kubur.

Pun manakah ilmu yang justru mencelakakan saya. Sebagaimana doa Nabi Muhammad: Duhai Tuhanku, saya berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat.”

Akhirnya si murid mengirim secarik kertas kepada al-Ghazali untuk bersedia menerangkan perihal ilmu manakah yang bermanfaat dan harus diaktualisasikan oleh si murid.

Mendapat surat dari muridnya itu, al-Ghazali segera menulis risalah yang diberi nama Ayyuhal Walad, sebab dalam setiap bagiannya dimulai dengan kalimat tersebut.

Baca Juga: Masuk Bulan Kelahiran Nabi, Ini Pendapat Gus Baha Soal Perayaan Maulid

Dalam nasihat pertama, al-Ghazali mengutip salah satu nasihat penting dari Rasulullah berbunyi berikut.

“Tandanya Allah sudah tidak peduli dengan hamba-Nya adalah tatkala Dia menyibukkan si hamba dengan urusan-urusan yang tidak ada kemanfaatan di dalamnya.

Dan ketahuilah, jika waktu seseorang dilalui tanpa terisi sesuatu yang bernilai ibadah, maka ia pasti akan dirundung kesengsaraan (batin).

Ingat! Orang yang sudah berusia empat puluh tahun atau lebih, tetapi ia tidak bisa mengintrospeksi dirinya soal apakah amal baiknya lebih banyak daripada amal buruknya, maka ia harus waspada.”

Al-Ghazali menandaskan, “Sebenarnya, nasihat tersebut sangat cukup jelas bagi orang yang memiliki ilmu.”***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler