Teks Ceramah Khutbah Jumat Bulan Syawal: Ajakan Supaya Menyambung Tali Silaturahmi

- 3 Juni 2021, 20:25 WIB
Ilustrasi khutbah jumat bulan Syawal.
Ilustrasi khutbah jumat bulan Syawal. /Pixabay/jpeter2

Kedua: Imam al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Tidak ada perbedaan pendapat (di kalangan para Ulama) bahwa menyambung shilatur rahim (hukumnya) wajib secara umum dan memutuskannya adalah perbuatan maksiat (yang termasuk) dosa besar.”

Ketiga: Perintah menyambung shilatur rahim ini tetap berlaku meskipun pihak kerabat atau keluarga tersebut tidak membalas kebaikan kita atau bahkan membalasnya dengan keburukan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

Bukanlah orang yang menyambung shilatur rahim (dengan sempurna) adalah (karena) membalas (kebaikan keluarga/kerabatnya), akan tetapi orang yang menyambung shilatur rahim adalah orang yang jika diputuskan hubungan shilatur rahim dengannya maka dia (justru) menyambungnya. [HR. al-Bukhari].

Keempat: Hadits ini menyebutkan balasan duniawi bagi amal shalih (menyambung shilatur rahim) yang dikerjakan manusia, padahal hukum asalnya, tidak boleh mengerjakan amal shaleh dengan niat mendapatkan balasan duniawi, bahkan ini termasuk perbuatan syirik. Allah Azza wa Jalla berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan amal perbuatan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Merekalah orang-orang yang di akhirat (kelak) tidak akan memperoleh (balasan) kecuali neraka dan lenyaplah apa (amal kebaikan) yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka lakukan” [Hud/11:15-16].

Berdasarkan ayat ini, Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dalam kitab at-Tauhid mencantumkan sebuah bab khusus tentang masalah penting ini, yaitu bab: Termasuk (Perbuatan) Syirik Adalah Jika Seseorang Menginginkan Dunia Dengan Amal (Shaleh Yang Dilakukan)Nya.

Maka bagaimana cara mendudukkan hadits ini dan yang semakna dengannya agar tidak bertentangan dengan makna ayat di atas? Karena tidak mungkin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan perbuatan yang jelas-jelas tercela dalam agama.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah