Naskah Khutbah Jumat 13 Mei 2022: Etos Kemajuan Umat Yang Bersahaja

- 11 Mei 2022, 16:05 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat Bulan Syawal.
Ilustrasi Khutbah Jumat Bulan Syawal. /Pexels.com/Manprit Kalsi

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Baca Juga: Inilah Perjalanan Karir Nita Violina Marwah, Atlet Indonesia yang Menjadi Wakil di Uber Cup 2022

Kemudian metode kedua yaitu didasarkan pada sabda Rasulullah Muhammad Ṣallāallāhu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiyaāllahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullah Muhammad Ṣallāallāhu ‘alaihi wa Sallam: Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian, akan tetapi katakanlah: Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi. Sesungguhnya perkataan seandainya membuka pintu perbuatan setan. (H.R. Muslim)

Suatu sikap kebersahajaan tentunya harus ditegakkan pula dengan spirit kemajuan yang harus tertanam di dalam hati. Sebagaimana bunyi hadits di atas yang benar-benar memberikan spirit kemajuan bagi umat Islam harus mampu kita amalkan dalam kehidupan. Pernyataan bersungguh-sungguhlah atau ada yang mengartikan bersegeralah dalam segala sesuatu yang bermanfaat di dalam hadits itu memberikan tanda yang tegas bahwa setiap hal yang dapat memberi manfaat bagi siapa pun harus diperjuangkan dan dikerjakan oleh umat Islam. Sehingga harapannya adalah etos kemajuan dan kebersahajaan harus bisa tertanam dalam diri setiap muslim.

Jama’ah Shalat Jum’at yang Berbahagia

Baca Juga: Simak, Berikut Ini Deretan Mantan dari Gita Sinaga yang Tak Kalah Keren dan Tampan

Demikian ini pada akhirnya membuat orang Islam agar memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menjalani kehidupan beragama dan berbangsa secara optimal. Kebersahajaan dan kemajuan harus berjalan beriringan hingga mampu mengantarkan kualitas hidup umat Islam seimbang antara mencapai kebahagiaan hidup dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Karena substansi perilaku beragama manusia yang beriman terletak pada etos kebersahajaan dan kemajuan diri untuk lebih memberdayagunakan bagi kepentingan masyarakat luas.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

Halaman:

Editor: Ahmad Choirul Furqon

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah