Perempuan di Jepang Banyak yang Memilih Bunuh Diri daripada Hidup di Tengah Pandemi, Alasannya Bikin Miris

24 Februari 2021, 15:44 WIB
ilustrasi memakai masker di Jepang/Jeremy Stenuit/Unsplash /

Rembang Bicara – Dunia saat ini sedang sibuk melawan keganasan Covid-19. Banyak korban yang berjatuhan akibat virus yang disebut corona ini.

Namun ternyata di Jepang, jumlah kematian akibat terpapar virus lebih sedikit dibanding kematian orang yang frustasi atas pandemi.

Terutama di kalangan perempuan, tekanan bagi perempuan semakin bertambah. Seperti di banyak negara, lebih banyak perempuan kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Awas! Tali Masker Kekinian Ternyata Sangat Rentan Dihinggapi Virus, Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Di Tokyo, kota metropolis terbesar di negara itu, sekitar 1 dari 5 wanita tinggal sendirian, dan desakan untuk tinggal di rumah dan menghindari mengunjungi keluarga telah memperburuk perasaan terasing.

Perempuan lain telah berjuang dengan disparitas yang ketat dalam pembagian pekerjaan rumah dan perawatan anak selama era bekerja dari rumah, atau mengalami peningkatan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual.

Baca Juga: Sentil Pihak yang Samakan Kerumunan Presiden Jokowi dengan HRS, Ferdinand Hutahaean: Ayolah Gunakan Nalar

Baca Juga: Pihak Keluarga Nissa Sabyan Mulai Angkat Bicara Soal Isu Pelakor, Sang Ayah: Saya Tahu Betul

Meningkatnya korban psikologis, utamanya "mental breakdown", dan fisik selama pandemi tersebut telah disertai dengan lonjakan bunuh diri yang mengkhawatirkan di kalangan wanita.

Di Jepang, 6.976 wanita mengambil nyawa mereka tahun lalu, hampir 15% lebih banyak dari tahun 2019.

Situasi tersebut telah memperkuat tantangan lama bagi Jepang. Berbicara tentang masalah kesehatan mental, atau mencari bantuan, masih sulit dilakukan dalam masyarakat yang mengedepankan sikap tabah.

Baca Juga: Penyebar Konten Asusila Anak-anak yang Bikin Fiersa Besari Gerah Akhirnya Berhasil Diringkus Polda

Wanita, yang sering ditunjuk sebagai pengasuh utama, terkadang takut dipermalukan di depan umum jika mereka gagal menegakkan tindakan ini atau terinfeksi virus corona.

"Wanita menanggung beban pencegahan virus," kata Yuki Nishimura, direktur Asosiasi Layanan Kesehatan Mental Jepang.

Baca Juga: Buat SIM Tanpa Repot, Sekarang Bisa Lewat Online, Berikut Alur Pengurusannya

“Wanita harus menjaga kesehatan keluarga mereka, dan mereka harus menjaga kebersihan dan dapat dipandang rendah jika mereka tidak melakukannya dengan benar,” imbuhnya.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: japantimes

Tags

Terkini

Terpopuler