Dalil-dalil Amalan Malam Nisfu Syaban Lengkap, Cocok Bagi Para Dai dan Mubaligh

- 28 Maret 2021, 08:40 WIB
Ilustrasi berdoa pada malam Nisfu Sya'ban /
Ilustrasi berdoa pada malam Nisfu Sya'ban / /Foto : Pixabay //

Rembang Bicara - Di dalam keberagamaan umat Islam Indonesia terdapat salah satu tradisi yang dinamakan Ruwahan.

Tradisi tersebut mengadopsi istilah yang populer di kalangan kaum Muslimin dengan nama Nisfu Syaban.

Pada tahun 2021 ini, malam Nisfu Syaban jatuh di hari Minggu, 28 Maret 2021, yang berarti petang nanti akan dimulai amalan-amalan.

Sebagaimana jamak ditemukan, amalan-amalan Ruwahan sangat banyak sekali, di antaranya yakni ziarah, kupatan, yasinan, dan lain-lain.

Amalan baik tersebut bersumber dari ajaran para ulama yang mengambil intisari dari dalil-dalil dalam perkataan dan perbuatan Nabi serta Sahabat.

Baca Juga: Amalan Lengkap Nisfu Syaban atau Ruwahan Petang Nanti, 28 Maret 2021, Disertai Dalil dan Doa Serta Artinya

Telah terdapat banyak hadis dan cerita tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban. Ada yang sanadnya kuat dan ada pula yang lemah.

Namun jika untuk fadhailul a'mal atau motivasi berbuat baik, tidak ada masalah menggunakan dalil mana pun.

Berikut rangkumannya sebagaimana ditulis oleh Pesantren Tebuireng:

1. Ath-Thabarani dan Ibnu Hibban telah meriwayatkan hadis dari Muadz bin Jabal Umar –Radhiyallahu ‘anhu:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَطَّلِعُ اللهُ إلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِن

“Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda; “Allah menampakkan (rahmat-Nya) kepada semua makhluqNya pada malam nishfu sya’ban dan mengampuni mereka semua kecuali orang musyrik atau musyahin (orang munafik yang keji dan suka menimbulkan pertikaian dan menyulut api permusuhan di antara orang-orang yang saling mencinta). [HR. Ath Thabarani, dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya].

Baca Juga: Real Madrid Ketakutan dengan Langkah Manchester United Mendekati Bek Tengah Villareal

2. Al-Baihaqi meriwayatkan hadis dari Aisyah -Radhiyallahu anha:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((أَتَانِي جَبْرَيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ فَقَالَ: هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَللهِ فِيهَا عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ بِعَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ لاَ يَنْظُرُ اللهُ فِيهَا إلَى مُشْرِكٍ وَلاَ إلَى    مُشَاحِنٍ وَلاَ إلَى قَاطِعِ رَحِمٍ وَلا إلَى مُسْبِلٍ وَلا إلَى عَاقٍّ لِوَالِدَيْهِ وَلا إلَى مُدْمِنِ خَمْرٍ …)) وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ

“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; “Jibril As telah mendatangiku, lalu ia berkata: “Ini adalah malam Nishfu Sya’ban, di dalamnya Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka sebanyak jumlah bulu domba milik Bani Kalb (Sekelompok kabilah Arab yang paling besar atau yang paling banyak mempunyai domba).

Dan pada malam itu Allah tidak melihat (merahmati) orang musyrik, provokator, pemutus silaturrahim, orang yang memanjangkan pakaian sampai ke tanah (karena sombong), orang yang mendurhakai kedua orang tuanya, dan orang yang selalu minum khamr”.

Baca Juga: Sidang Habib Rizieq Ricuh, Anggota DPR Meradang: Tidak Ada Lagi Alasan untuk Menggelar Sidang Secara Offline

3. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar -Radhiyallahu anhuma:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلا اثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ)) وَإِسْنَادُهُ لَيِّنٌ كَمَا قَالَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ.

“Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: “Pada malam nishfu sya’ban Allah Azza wa Jalla menampakkan (rahmatNya) kepada para makhlukNya, kemudian memberi ampunan bagi para hamba-hambaNya kecuali dua orang, yaitu musyahin dan orang yang bunuh diri.”

4. At Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan hadis dari Sayyidah Aisyah:

 فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَالَ: ((أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ))، قُلْتُ: ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ، فَقَالَ : ((إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْب. قَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثُ عَائِشَةَ لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ هذَا الْوَجْهِ وَسَمِعْتُ مَحَمَّدًا – يَعْنِي الْبُخَارِيُّ – يُضَعِّفُ هذَا الْحَدِيثَ وَذلِكَ لأَنَّ فِيهِ انْقِطَاعًا فِي مَوْضِعَيْنِ.

“Aku kehilangan (tidak melihat) Nabi SAW (di malam giliran beliau bersamaku), kemudian aku keluar (mencari beliau), dan kutemukan beliau sedang berada di (kuburan) al Baqi seraya menengadahkan kepalanya ke langit, lalu beliau bersabda: “Apakah engkau menyangka Allah dan RasulNya menzalimimu (dengan menjadikan malam giliranmu untuk istri yang lain)?”.

Baca Juga: Pemerintah Dipusingkan Soal Kasak-kusuk Impor Beras, Presiden Jokowi Geram: Hentikan Perdebatan

Aku menjawab: “Saya kira tuan mendatangi sebagian istri-istri tuan”. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya (rahmat) Allah Tabaraka wa Taaala turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia memberi ampunan bagi sejumlah orang yang lebih banyak dari jumlah bulu domba milik bani Kalb”.

5. Ath Thabarani dan al Baihaqi meriwayatkan hadis dari Abu Tsa’labah al Khusyani:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَطَّلِعُ اللهُ عَلَى عِبَادِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ، فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنينَ وَيُمْهِلُ لِلْكافِرِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بحِقْدِهمْ حَتَّى يَدَعُوهُ

“Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Pada malam Nishfu Sya’ban Allah menampakkan (rahmat-Nya) kepada para hamba-Nya, kemudian memberi ampunan bagi orang-orang mukmin, dan membiarkan orang-orang kafir dan meninggalkan para pendendam dengan (sebab) dendam-dendam mereka sehingga mereka meninggalkannya”.

Baca Juga: Mencemaskan! Meski Sudah Mendatangkan Vaksin, Angka Kasus Positif Covid-19 Masih Kian Bertambah

6. Al-Bazzar dan al-Baihaqi meriwayatkan hadis dari Abu Bakar ash Shiddiq – Radhiyallahu anha:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((يَنْزِلُ اللهُ إلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِن شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ مُؤْمِنٍ إلاّ لِرَجُلٍ مُشْرِكٍ أَوْ رَجُلٍ فِي قَلْبِهِ شَحْنَاءُ)). وَإِسْنَادُهُ لاَبَأْسَ بِهِ كَمَا قَالَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ

“Nabi SAW, beliau bersabda: “Pada malam Nishfu Sya’ban (Rahmat) Allah turun ke langit dunia, kemudian Allah memberi ampunan bagi setiap orang yang beriman melainkan seseorang yang musyrik, atau seseorang yang dalam hatinya terdapat permusuhan”.

7. Al Baihaqi meriwayatkan hadis dengan sanad dha’if (lemah) dari Utsman bin Abi al Ash – Radhiyallahu anha:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ نادَى مُنادٍ: هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ هَلْ مِنْ سائِلٍ فأُعْطِيَهُ، فَلا يَسْأَلُ أَحَدٌ شَيْئًا إِلاَّ أُعْطِيَ إِلا زَانِيَةٌ بِفَرْجِهَا أَوْ مُشْرِكٌ

“Diriwayatkan dari Nabi SAW: “Bila malam Nishfu Sya’ban tiba, maka terdengar suara lantang (firman Allah) yang menyerukan: “Adakah orang yang memohon ampunan, maka Aku akan mengampuninya?. Adakah orang yang meminta maka aku luluskan permintaannya? Maka tidaklah seseorang meminta sesuatu melainkan Aku luluskan permintaannya, kecuali perempuan yang berzina dengan kemaluannya atau orang musyrik”.

8. Dalam al-Musnad terdapat riwayat hadis dari al-Hasan al-Bashri, beliau berkata:

مَرَّ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ عَلَى كِلابِ بْنِ أُمَيَّةَ وَهُوَ جَالِسٌ عَلَى مَجْلِسِ الْعَاشِرِ بِالْبَصْرَةِ فَقَالَ: مَا يُجْلِسُكَ هَاهُنَا؟ قَالَ: اسْتَعْمَلَنِي عَلَى هَذَا الْمَكَانِ – يَعْنِي زِيَادًا – فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ: أَلا أُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: بَلَى، فَقَالَ عُثْمَانُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((كَانَ لِدَاوُدَ نَبِيِّ اللهِ عَلَيْهِ السَّلام مِنْ اللَّيْلِ سَاعَةٌ يُوقِظُ فِيهَا أَهْلَهُ يَقُولُ: يَا آلَ دَاوُدَ قُومُوا فَصَلُّوا فَإِنَّ هَذِهِ السَّاعَةَ يَسْتَجِيبُ اللهُ فِيهَا الدُّعَاءَ إِلاَّ لِسَاحِرٍ أَوْ عَشَّارٍ))، فَرَكِبَ كِلاَبُ بْنُ أُمَيَّةَ سَفِينَةً، فَأَتَى زَيِادًا فَاسْتَعْفَاهُ فَأَعْفَاهُ.

 “Utsman bin Abi al Ash pernah melewati Kilab bin Umayyah di saat dia sedang duduk dalam majlis asyir (Tempat memungut al ‘usyru, yaitu pungutan liar yang ditarik dari para pedagang atau harta pungutan tertentu yang ditarik pegawai pemerintah dari orang yang membawa harta masuk ke daerah atau kota tertentu) di kota Bashrah.

Lalu Utsman berkata: “Apakah yang membuatmu duduk di sini?” Kilab menjawab: “Seseorang memperkerjakanku di tempat ini.” – maksud Kilab adalah Ziyad -. Utsman berkata kepadanya: “Tidakkah ku beritakan kepadamu suatu hadis yang kudengar dari Rasulullah SAW?” Kilab menjawab: “Ya”.

Lalu Utsman berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Nabiyullah Dawud as. mempunyai waktu membangunkan keluarganya, beliau bersabda: “Wahai keluarga Dawud, bangun dan shalatlah kalian. Sebab sungguh waktu ini adalah waktu yang di dalamnya Allah mengabulkan doa kecuali bagi tukang sihir dan asyir (pemungut tarikan liar)”. Kemudian Kilab bin Umayyah naik perahu mendatangi Ziyad dan memohon ampunan (untuk dibebas tugaskan) kepadanya. Lalu Ziyad pun mengampuninya.

Baca Juga: Tok! Menpan-RB Resmi Akan Umumkan Formasi CPNS Akhir Maret Ini, Berikut Penjelasannya

9. Ath-Thabrani meriwayatkan:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تُفْتَحُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ نِصْفَ اللَّيْلِ، فَيُنَادِي مُنَادٍ: هَلْ مِنْ دَاعٍ فَيُسْتَجَابُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى؟ هَلْ مِنْ مَكْرُوبٍ فَيُفَرَّجُ عَنْهُ؟ فَلا يَبْقَى مُسْلِمٌ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ إلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ إلاّ زَانِيَةً تَسْعَى بِفَرْجِهَا أَوْ عَشَّارًا

“Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Pintu-pintu langit dibuka pada tengah malam, kemudian ada suara lantang yang menyerukan: “Adakan seseorang yang berdoa, maka doanya diluluskan?

Adakah seseorang yang meminta, maka dia akan diberi? Adakah orang yang kesusahan, maka ia akan diberi jalan keluar? Maka tidaklah ada seorang muslim yang berdoa melainkan Allah akan mengabulkan doanya, kecuali perempuan tukang zina yang menjajakan kemaluannya atau asysyar (pemungut tarikan liar)”.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah