Rembang Bicara - Setelah berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadan, kini umat Muslim sudah mulai beraktivitas kembali.
Namun demikian, Allah subhanahu wa ta'ala masih memberikan bonus bagi umat Muslim yang hendak melanjutkan aktivitas puasa.
Adalah puasa Syawal, ritual menahan lapar, haus, dan godaan lainnya yang sudah disiapkan oleh syariat supaya umat Islam dapat memanfaatkannya.
Baca Juga: Tagar Slank Penipu Tranding Twitter, Ridho Slank Angkat Bicara
Dalam beberapa literatur, puasa Syawal memiliki keutamaan tersendiri.
Kali ini Rembang Bicara mengutip dari keterangan milik Islam NU akan menjelaskan perihal puasa Syawal.
Idealnya puasa sunah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idhul Fithri, yakni pada 2-7 Syawal.
Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.
Bahkan orang yang membayar hutang puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.
Saking besarnya keutamaan puasa ini, seseorang yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal, dianjurkan membayarnya di bulan lain.
Hal tersebut bersumber dari keterangan yang bisa kita dapatkan di kitab-kitab terkemuka, di antaranya Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani.
Berikut lafal niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Baca Juga: Ronaldo Keras Kepada Pemain Israel, Bukti Beri Dukungan Kepada Palestina
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”***