Teror Kuntilanak Merah Penghuni Lemari Baju

- 19 Oktober 2020, 23:54 WIB
Ilustrasi horor
Ilustrasi horor //Pexel/Oleg_bf Oleg Boris

Waaahhh, bener-bener ada yang nggak beres. Pas saya cek, ternyata seisi lemari baunya jadi busuk semua. Alhasil sore itu kami kepaksa harus ngeluarin semua pakaian dari lemari, mencucinya ulang, sekaligus mencuci lemarinya sekalian.

Malam harinya ibu langsung ngaduin apa yang kami alami ke bapak. Bapak yang baru saja pulang kerja nggak bisa ngasih penjelasan lebih. Dia malah kelihatan terheran-heran sama lemari buatannya itu.

“Apa jangan-jangan dari kayunya tho, Pak?”

“Ah, nggak mungkin sih tapi. Ha wong kayunya ini bagus, kok,” ujar bapak sambil mengecek lemari yang habis kami cuci sore tadi.

Nah, jawabannya ada pada malam itu juga. Kebetulan malam itu saya melek sampai larut karena ngerjain naskah buat pentas drama sekolahan. Lewat tengah malam, pas saya mau ke belakang ngambil air minum, dari lemari yang teronggok di ruang tengah itu saya mendengar ada suara rintihan perempuan. Lirih, halus, tapi menyeramkan.

Rasa takut saya kayaknya kalah besar dari rasa penasaran saya. Karena apapun atau siapapun yang ada dalam lemari itu, dialah biang dari adanya bau busuk yang belakangan meresahkan keluarga kami.

Persis di depan lemari, dikit aja saya mau muntah di tempat lantaran bau busuk yang menusuk.  Tapi sebisa mungkin saya tahan. Nggak hanya itu, suara rintihan perempuan pun terdengar lebih jelas dari dalam sana. Saya bisa saja memilih meninggalkan lemari itu dan masuk kamar kembali. Sayangnya insting saya berkehendak lain. Tangan saya memegang gagang lemari dan membukanya secara kasar.

Tahu apa yang ada di dalam sana? Sesosok kuntilanak merah duduk meringkuk. Wajahnya rusak penuh belatung, Rambutnya panjang terurai. Dan seringainya yang naudzubillah mengerikan itu membuat sekujur tubuh saya gemetar tak terkendali. Saya mau teriak tapi nggak bisa, mau lari juga nggak bisa. Yang bisa saya lakuin saat itu cuma merem sambil baca-baca surat pendek dalam hati.

Sadar kalau tangan kiri saya masih megang gagang lemari, tanpa pikir panjang pintu lemari saya tutup kasar sampai terdengar bunyi, “gubrak!!” Udah, abis itu saya nggak tahu lagi apa yang terjadi. Pokoknya pagi pas saya bangun, saya sudah ada di kamar saya sendiri, ditemani ibu di sisi ranjang. Dan di ruang tengah sudah ada papak sama pakdhe yang pakar urusan persetanan.

“Kayu ini kamu dapet dari mana?” tanya pakdhe ke bapak.

Halaman:

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x