Teror Kuntilanak Merah Penghuni Lemari Baju

- 19 Oktober 2020, 23:54 WIB
Ilustrasi horor
Ilustrasi horor //Pexel/Oleg_bf Oleg Boris

“Pohon jati pojok ladang itu, loh, Kang. Daripada beli mending kan nebang milik sendiri.”

“Yo pantes kalau gitu.”

“Pantes gimana maksudnya, Kang?”

“Jati itu panggone (rumahnya) kuntilanak merah. Bau busuk dan yang bikin anakmu pingsan semalem itu ya makhluk ini.”

Akhirnya setelah sedikit diskusi, Bapak memutuskan untuk membakar lemari itu setelah dibaca-bacai doa oleh pakdhe. Bahkan asapnya saja tercium busuk sekali sampai-sampai tetangga yang menciumnya pada komplain, “MasyaAllah, itu bakar apa, tho, kok gini amat baunya?!”

Setelah itu nggak ada lagi hawa aneh, perempuan merintih, atau bau busuk menyengat lagi dalam rumah. Tapi bukan berarti teror sudah selesai ya, Lur. Sebab nyatanya si kuntilanak merah nggak segampang itu sudi minggat dari rumah kami.

Selepas isya, tiga hari setelah peristiwa pembakaran, saya yang baru saja pulang dari yasinan di rumah tetangga melihat ada sosok perempuan berdiri di dekat pintu dapur yang remang-remang. Saya nggak berpikir macem-macem karena saya pikir itu Ibu.

“Buk, nih ada berkatan kalau mau Jenengan makan,” ucap saya pede sambil meletakkan berkatan di atas meja dapur.

Bukan suara ibu yang saya dengar, tapi suara cekikikan yang menyeramkan. Mendengar itu saya tercekat dan mematung. Jangan-jangan kuntilanak merah itu lagi?

 

Halaman:

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x