Kriteria Ulama yang Layak Jadi Teladan dari KH. Abdul Qoyyum Mansur Lasem

- 6 Oktober 2020, 23:16 WIB
KH. Abdul Qoyyum di kediamannya, Soditan, Lasem, Rembang.
KH. Abdul Qoyyum di kediamannya, Soditan, Lasem, Rembang. //Dok. pribadi/Aly Reza

Rembang Bicara - KH. Abdul Qoyyum Mansur atau yang akrab disapa Gus Qoyyum merupakan salah satu ulama kharismatik asal Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang dikenal kaya akan referensi-referensi ke-Islaman. Beliau merupakan cucu dari salah satu pendiri NU yaitu KH. Cholil Masyhuri yang sekaligus pendiri Pondok Pesantren An-Nur, Soditan-Lasem yang kini tengah beliau asuh.

Sebagai seorang yang pernah menjadi santri beliau, ada beberapa nasehat yang sampai saat ini selalu saya jadikan sebagai pedoman hidup. Satu di antaranya adalah nasehat mengenai kriteria ulama yang layak dijadikan panutan. Nasehat ini disampaikan beliau pada momen haul KH. Cholil Masyhuri, Kamis, 21 Maret 2018 silam.

Nasehat tersebut disampaikan untuk mewanti-wanti agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih ulama. Sebab dewasa ini, banyak ulama 'jadi-jadian'; mengaku ulama padahal tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren sama sekali. Mengaku ahli agama padahal tidak bisa baca Al-Quran dan kitab kuning. Tentunya ini sangat bahaya bagi akidah dan moral masyarakat.

Baca Juga: Cara Memiliki Dua WhatsApp dalam Satu Handphone

Nah, untuk itu, Gus Qoyyum memberikan beberapa kriteria ulama yang layak dijadikan panutan (sesuai standar beliau), yaitu ulama yang senantiasa mengajak kita untuk meninggalkan lima perkara untuk menuju ke lima perkara lain. Antara lain:

1. Min al-syakki ila al-yaqin (dari keraguan atas Islam menjadi keyakinan/kemantapan atas Islam). Dalam konteks ini katakanlah bagaimana seorang ulama mampu meyakinkan bahwa Islam adalah agama kasih sayang baik melalui lisan maupun tindakan sang ulama

2. Min al-adawa ila al-nasihah (dari bermusuhan menjadi saling menasehati)

3. Min al-kibri ila al-tawadhu (dari sombong menjadi rendah hati)

4. Min al-riya ila al-ikhlas (dari pamer menjadi ikhlas/tanpa pamrih)

5. Min al-rukhbah ila al-lughbah (dari cinta dunia menjadi takut kepada Allah SWT.

Baca Juga: RUU Ciptaker Disahkan dan Keterlambatan Menyadari Bahwa Sunda Empire Adalah Ratu Adil

Saya kira lima kriteria yang dipaparkan oleh Gus Qoyyum tersebut sudah sangat jelas dan sangat layak untuk dijadikan acuan dalam memilih siapa sesungguhnya ulama yang patut kita jadikan tauladan.

Mengingat banyaknya oknum yang mengklaim dirinya sebagai ulama. Sementara, secara akhlak, sungguh sangat tidak representatif sama sekali. Ulama adalah warasat al-anbiya; pewaris para Nabi, maka menjadi keharusan baginya untuk mencerminkan akhlak-akhlak kenabian. Dan lima kriteria di atas adalah poin yang cukup untuk mewakili.

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x