Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).
Kendati begitu, sejumlah umat Islam percaya bahwa dalam bulan Safar, Allah menurunkan bala di Rabu terakhirnya.
Hal tersebut bukan berarti percaya terhadap Rebo Wekasan sebagai hari sial, melainkan sebagai bentuk perhatian terhadap adanya qodlo dan qodar Allah.
Sebab, ada bulan yang lain pun banyak yang dispesialkan oleh Allah Ta'ala untuk sesuatu hal.
Seperti Ramadhan untuk berpuasa, Syawal untuk berhari raya, Dzulhijjah momen haji dan idul adha, dan lain-lain, bahkan nuzulul Qur'an.
Semua yang disebutkan adalah hari-hari terbaik.
Sementara ada rahmat Allah dalam bentuk keistimewaan dan kebahagiaan, ada pula rahmat Allah yang diturunkan lewat cobaan. Seperti ada senang dan ada juga susah.
Nah, Rebo Wekasan oleh ulama salaf lainnya, juga di dalam komunitas NU (ulama NU dulu keras, karena menyesuaikan masyarakat yang memang keberagamaannya harus tegas untuk mencegah hal-hal yang berpotensi disalahartikan), disebut momen penting.