Pesonan Hamparan Laut Jawa dan Pasujudan Sunan Bonang

- 8 Oktober 2020, 00:39 WIB
Pasujudan Sunan Bonang
Pasujudan Sunan Bonang /Instagram woderfullasem

Ada cerita yang mengatakan bahwa batu tersebut merupakan alas untuk sholat Sunan Bonang ketika memancing di laut. Hal ini dikarenakan rumahnya terletak di dekat pantai maka salah satu pekerjaan Sunan Bonang adalah sebagai nelayan.

Pernah suatu hari ketika beliau sedang memancing di laut tanpa terasa waktu shalat asar hampir habis. Jika ia pulang ke rumah, maka akan kehabisan waktu, sehingga ia memutuskan untuk sholat di bukit dengan menggunakan batu hitam sebagai alasnya.

Pada batu ini terdapat bekas-bekas anggota badan seperti lutut, telapak tangan yang menunjukkan bekas orang shalat.

Di sebelah utara cungkup pasujudan Sunan Bonang diyakini sebagai makam Putri Cempo (Champa).

Cungkup ini memiliki segi arsitektur yang cukup indah. Empat di antara tiang penyangga cungkup tersebut terbuat dari tulang belakang ikan paus.

Baca Juga: Rembang Mulai Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Tokoh Putri Champa sendiri dipercaya oleh banyak orang sebagai murid Sunan Bonang. Nama aslinya adalah Bie Nang Tie. Dia ini berasal dari Champa masuk wilayah Tonkin yang dahulu masuk wilayah negara Kamboja sekarang masuk wilayah Vietnam.

Bie Nang Tie ini putri seorang dhampo awang (semacam Laksamana) kapal-kapal niaga dari negeri Champa, yang mendarat di Teluk Regol ( Bonang ).

Dari hubungan niaga antara pihak Laksamana Bie Nang Oen dengan Adipati Lasem waktu itu Pangeran (Pr) Badranala, akhirnya Bie Nang Tie di persunting sang adipati menjadi permaisuri dan kemudian namanya diubah menjadi Winarti Kumudawardhani.

Dengan nilai sejarah tinggi serta pemandangan yang menggoda, Pasujudan Sunan Bonang bisa masuk dalam daftar tempat yang akan Anda kunjungi saat di Rembang.

Halaman:

Editor: Dian Fitriyani


Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x