Materi Khutbah Jumat ‘Jangan Jadikan Dosa Penghalang Khusnudzon’ oleh KH. Ahmad Wafi Maimoen

4 Februari 2021, 21:16 WIB
Khutbah Jumat, 5 Februari 2021 /Pixabay/sharonang/

Rembang Bicara - لا يَعْظُمِ الذَنْبُ عِنْدَكَ عَظَمَةً تَصُدُّكَ عَنْ حُسْنِ الظَّنِّ باللهِ تَعالى فإنَّ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ اسْتَصْغَرَ في جَنْبِ كَرَمِهِ ذَنْبَهُ

"Jangan sampai terasa bagimu besarnya suatu dosa itu, hingga dapat merintangi engkau dari khusnudzon terhadap Allah Ta'ala, sebab barang siapa yang benar-benar mengenal Allah Ta'ala, maka akan menganggap kecil dosanya itu di samping kemurahan Allah."

Merasa besarnya suatu dosa itu baik, jika menimbulkan rasa akan bertaubat dan niat untuk tidak mengulanginya untuk selama-selamanya. Tetapi jika merasa besarnya dosa itu akan menyebabkan putus dari rahmat Allah, merasa seakan-akan rahmat dan ampunan Allah tidak akan didapatnya, maka perasaan itu lebih berbahaya baginya dari dosa yang telah dilakukannya, sebab putus asa dari rahmat Allah itu dosa besar dan itu perasaan orang-orang kafir.

Baca Juga: Jumat Call: Gus Mus Berikan Pesan ke Seluruh Rakyat Indonesia di Tengah Musibah Saat Ini

يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ( يوسف : 87

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” ( QS. Yusuf 87 )

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ (رواه الترمذي)

Abdulloh bin Mas'ud rodhiyAllahu 'anhu berkata: "Seorang mukmin melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menimpanya, sedang orang munafiq melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap diujung hidungnya, maka diusirlah ia dengan tangannya."

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ (رواه مسلم)

Nabi shollAllahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mematikan kamu, dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa lalu istighfar [minta ampun] dan diampunkan bagi mereka itu."

Baca Juga: Sunan Kudus Sang Bijak Bernama Asli Raden Ja’far Shodiq

Demikian pula sabda beliau :

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ

“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi)

Sebab ujub itu menjauhkan seorang hamba dari Allah, sedang dosa itu menarik hamba mendekat kepada Allah. Dan ujub, merasa besar diri, sedang dosa merasa kecil dan rendah diri di sisi Allah.

Untuk kita yang tengah terperosok dalam maksiat, sedang tenggelam dalam dosa, masih terhimpit dalam nista, jangan padamkan cahaya harapan, jangan pernah berburuk sangka kepada-Nya. Dia, yang ampunan-Nya seperti samudera, maaf-Nya laksana udara, tetap menanti kehadiran kita dengan segenap penyesalan dan kenaifan, kapan pun dan di manapun.

Baca Juga: Menguak Kebenaran Makam Sunan Bonang di Lasem-Rembang

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ شَيْءٍ أَحَبُّ إلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ شَابٍّ تَائِبٍ وَمَا مِنْ شَيْءٍ أَبْغَضُ إِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ شَيْخٍ مُقِيْمٍ عَلَى مَعَاصِيْهِ

Nabi saw. bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah ta’ala dari pada pemuda yang taubat dan tidak adalah yang lebih dibenci Allah ta’ala dari pada orang tua yang selalu istiqamah pada kemaksiatan-kemaksiatannya.”

Jangan pernah menyangka pintu Maaf-Nya sudah tertutup !

Itulah alasan mengapa Dia yang Rohman-rohim menyuruh untuk bertaubat. Taubat itu kemuliaan. Abaikan cemooh orang, lupakan ledekan kawan ! Tataplah senyum manis para wali, pandangi kegembiraan para kekasih, ketika kaki kita menapaki jalan pertaubatan. Lihatlah betapa senangnya Tuhan, dan di sudut sana Iblis tengah meradang.***

Editor: Dian Fitriyani

Sumber: PP Al-Anwar

Terkini

Terpopuler