7. Menambah keberkahan rezeki.
8. Membuat bahagia ayah dan kakek yang sudah wafat karena mereka senang kalau keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp2,4 Juta Cair Pasca Lebaran, Ini Pengumuman Resmi dari Kemnaker
9. Menambah muruah.
10. Menambah pahala setelah mereka yang menjaga silaturahim wafat karena karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.
Sebuah hadits dari Anas bin Malik RA menyebutkan sebagai berikut:
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : وَاصِلُ الرَّحِمِ وَامْرَأَةٌ مَاتَ زَوْجُهَا وَتَرَكَ أَيْتَامًا فَتَقُومُ عَلَيْهِمْ حَتَّى يُغْنِيَهُمْ اللَّهُ أَوْ يَمُوتُوا وَرَجُلٌ اتَّخَذَ طَعَامًا وَدَعَا إلَيْهِ الْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ
Artinya, “Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada tiga orang yang mendapat naungan Arasy pada hari kiamat: orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk makan.’”
Syekh Sulaiman juga mengutip hadits berikut ini dalam rangka menjelaskan keutamaan silaturahim: