Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru Tema Menggalakkan Kembali Budaya Saling Memberi di Masa PPKM

- 29 Juli 2021, 10:08 WIB
Ilustrasi khutbah jumat
Ilustrasi khutbah jumat /Pixabay/saifulmulia

Lalu mengapakah kiranya Islam memberikan perhatian yang amat dalam pada umatnya terkait zakat, infak, dan sedekah, ibadah yang bentuknya menafkahkan sebagian harta ini ? Salah satu jawaban untuk pertanyaan tersebut ialah karena memberi adalah fitrah manusia. Memberi adalah kebutuhan hidup manusia.  Sebagaimana raga membutuhkan makanan agar tetap hidup, maka memberi adalah nutrisi bagi ruhani agar tetap dalam kefitrahan, meskipun tidak harus selalu dalam bentuk harta.

Dalam ayat di atas Allah memerintahkan agar menginfakkan yang baik-baik dari hasil usaha. Mengapa yang baik-baik, karena memberi yang buruk-buruk bukanlah fitrah manusia. Memberi sesuatu yang buruk tidak lain hanyalah melukai kesucian hati diri sendiri, alih-alih justru membuatnya bersih bersinar hangat dan gembira. Karena hati yang menjadi panglima bagi tubuh itu terkotori kesuciannya, maka sadar ataupun tidak, sengaja maupun tidak, segala gerak langkahnyapun akan ikut terpengaruh. Mulai dari prasangka, ucapan, sampai pada perbuatan.

Infak dari yang buruk-buruk sebagaimana ayat di atas adalah sesuatu yang diri sendiripun enggan mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata. Sesuatu yang enggan digenggam oleh tangan, sesuatu yang sepatutnya dibuang saja.

Sedang dengan memberi yang baik-baik, akan menumbuhkan kegembiraan dalam hati, dan mensucikan yang terkena najis. Memberi dari benda yang amat dicintai akan menumbukah rasa kasih sayang pada sesama, menajamkan perasaan terhadap berbagai penderitaan yang orang rasakan. Prasangkanya, ucapannya, dan perilakunya mengikuti panglima hati yang suci. Baik sadar ataupun tidak, sengaja maupun tidak, yang keluar dari dalam dirinya tidak lain kecuali kebaikan dan cahaya.

Memberi sebagai fitrah manusia juga dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah 2 : 195 berikut:

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Ayat di atas menjelaskan berinfak merupakan perbuatan yang menjauhkan diri daripada kebinasaan. Artinya dengan memberi itulah manusia senantiasa berada dalam keselamatan. Dengan memberi itulah manusia terjaga dalam kefitrahan.

Terakhir, kita perlu mengingat bahwa di masa pandemi ini semua jenis ibadah saling memberi di atas merupakan hal yang sangat esensial dan mendasar. Tentu saja pahala yang akan didapatkan saat seorang muslim membantu saudara lainnya sangat besar sekali. Nabi bersabda:

"Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR Muslim)

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah