Khutbah Jumat 8 Oktober 2021 tentang Maulid Nabi : Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad

- 7 Oktober 2021, 22:01 WIB
Khutbah Jumat 8 Oktober 2021 tentang Maulid Nabi : Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad
Khutbah Jumat 8 Oktober 2021 tentang Maulid Nabi : Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad /Pixabay/RENE RAUSCHENBERGER

Artinya: Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).   

Dalam hidup ini yang terpenting adalah apa yang terjadi di akhir dan bukan di permulaan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Maka bisa dimengerti Nabi Muhammad hidup dalam kesulitan di masa kecilnya karena semua kesulitan tersebut bermanfaat membentuk karakter menjadi seorang yang tangguh lahir dan batin, jiwa dan raga. 

Ketangguhan seperti itu memang sangat diperlukan kelak ketika Nabi Muhammad berdakwah menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia.

Kita semua tahu bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak hambatan, gangguan dan bahkan ancaman pembunuhan dari berbagai pihak, terutama dari kelompok yang dipimpin Abu Jahal dan kawan-kawan.

Tetapi semua hambatan, gangguan dan ancaman itu dapat dilalui dengan baik karena Nabi Muhammad SAW sudah terlatih menghadapi kesulitan-kesulitan sejak kecil.    

Jamaah Jumat Rahimakumullah
Buah dari penderitaan, kesulitan, dan perjuangan yang tanpa kenal menyerah memang luar biasa, yakni dalam waktu singkat yang hanya memakan waktu 23 tahun saja, Nabi Muhammad telah berhasil memiliki pengikut yang cukup banyak.

Yakni berhasil mengubah masyarakat yang semula penyembah berhala menjadi beriman tauhid, yakni hanya menyembah kepada Allah SWT semata.

Masyarakat telah berubah dari masyarakat yang semula menerapkan hukum rimba di mana yang dominan dan kuat akan selalu menjadi pemenang, menjadi masyarakat yang berdasarkan keadilan tanpa memandang latar belakang suku maupun status sosial.

Di dalam Islam memang semua manusia pada dasarnya sama karena mereka semua berasal dari asal usul yang sama, yakni Nabi Adam AS. Satu-satunya yang membedakan mereka hanyalah ketakwaan masing-masing kepada Allah SWT.    

Halaman:

Editor: Dian Fitriyani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah