Mengapa Israel Ingin Menduduki Palestina? Ini Penjelasan Sejarah Singkat Yahudi dan 'Bani Israil'

- 27 Mei 2021, 08:15 WIB
Bendera Israel
Bendera Israel / Pixabay/PublicDomainPictures //

Jerman memang kalah. Turki Usmani melepaskan kontrol atas Palestina.  Tahun 1917, Inggris dan Perancis meneken perjanjian Sykes-Picot. Isinya desain mengkavling wilayah-wilayah bekas Turki Usmani.

Rothschild, dedengkot komunitas Yahudi Inggris, melobi Menlu Inggris, Arthur James Balfour. Balfour setuju Yahudi punya national home.

Dia merilis pernyataan pada 2 November 1917. Ini dikenal dengan Deklarasi Balfour. Isinya, Inggris setuju Palestina menjadi national home bagi bangsa Yahudi, asal tidak mengganggu hak warga non-Yahudi yang tinggal di Palestina.

Baca Juga: Mulai Ditinggal Pemirsa Setia, Rating Ikatan Cinta Mulai Dipepet Badai Pasti Berlalu

Dengan jaminan Inggris, warga Yahudi Eropa mulai hijrah ke Palestina. Dilaporkan, jumlahnya mencapai 90.000 sepanjang periode 1919-1926. Dengan uangnya yang banyak, agen-agen Zionis memborong tanah di Palestina, yang diperoleh dengan jual-beli dari para tuan tanah Arab.

Ini pelajaran bagi semua. Soal tanah, jangan hanya berpikir soal duit. Ini terjadi di Palestina. Yahudi masuk pertama kali secara ‘legal’. Mereka beli tanah dari para bohir. Setelah kuat, tanah-tanah mereka kuasai, mereka memproklamasikan kemerdekaan pada 1948.

Mereka mulai mengambil tanah dengan cara paksa. Dari minoritas, Yahudi menjadi mayoritas. Mereka mulai berbuat suka-suka.  Pada 1956, mereka mencaplok Semenanjung Sinai. Pada 1967, Israel dikeroyok negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari.

Mereka menang telak. Israel merebut Yerussalem Timur dan Tepi Barat dari Yordania. Mereka mengambil Dataran Tinggi Golan dari Suriah.

Mereka merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Kini Israel makin eksis di saat para pemimpin Arab tidak kompak. ***

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah