Presiden Prancis Emmanuel Macron Nyatakan Perlawanan Terhadap Kelompok Islam Radikal

- 26 Oktober 2020, 16:23 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. //DW News

Rembang Bicara - Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat cuitan yang menuai kontroversi bagi sebagian besar masyarakat muslim dunia.

Pasalnya, dalam cuitan di akun Twitter pribadinya pada Minggu, 25 Oktober 2020 itu Macron secara terang-terangan mengungkapkan akan bersikap resistnance terhadap jaringan Islam radikal. 

Ucapan Macron dinilai terlalu men-generalisir; seolah setiap muslim adalah teroris. Maka banyak negara-negara Islam yang akhirnya mengecam.

Pernyataan kontroversial yang dilontarkan Macron tersebut menyusul kasus pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar.

Baca Juga: Kompak! Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Raya Nyatakan Sikap Soal Omnibus Law UU Ciptaker

Berikut adalah beberapa pernyataan dari Macron.

1. Terlalu Lunak Terhadap Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad

Macron dinilai sangat lunak terhadap Majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad. 

Padahal penerbitan karikatur Nabi Muhammad tersebut pernah mendapat kecaman dari umat muslim sedunia beberapa tahun silam. 

 

"Tidak menjadi tempatnya bagi seorang presiden Republik ini untuk menilai pilihan editorial seorang jurnalis atau ruang redaksi, tidak pernah. Karena kita memiliki kebebasan pers," ucap Macron sebagaimana dilansir dari Reuters.

2. Sebut Islam Alami Krisis

Dlansir dari AFP pada 2 Oktober 2020 lalu, ia pernah menyebut Islam sebagai agama yang mengalami krisis di berbagai sektor kehidupan. 

 

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kita tidak hanya melihat ini di negara kita," ujarnya. 

Macron secara terang-terangan juga menyebut Islam sebagi agama yang radikal. Untuk itulah ia mengajukan RUU untuk membuat Prancis menjadi negara yang benar-benar sekular.

Hal tersebut guna menangkal tumbuhnya radikalisasi Islam di Prancis. 

Baca Juga: Uang Negara untuk Kredit Sebanyak Rp42,6 Triliun Disalurkan oleh Bank Mandiri

"Sekularisme adalah dasar dari Prancis yang bersatu," tegasnya. 


3. Tidak Akan Menyerah Pada Islam Radikal

Terbaru, sebagai respons dari kasus pemenggalan seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad, Macron mengaku tidak akan menyerah pada Islam radikal.

"Kami tidak akan pernah menyerah. Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat damai. Kami tidak menerima perkataan yang mendorong kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. Kami akan selalu berpihak pada martabat manusia dan nilai-nilai universal," tulisnya di Twitter pada Minggu 25 Oktober 2020.***

 

Editor: Aly Reza

Sumber: Reuters AFP


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x