SIMAK! Ternyata Merokok Juga Mengandung Manfaat Lho, Mulai Menurunkan Resiko Obesitas Hingga Serangan Jantung

7 Maret 2021, 06:10 WIB
Ilustrasi perokok /Pexels

Rembang Bicara – Merokok sudah dikenal memiliki dampak yang membahayakan tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan setiap asosiasi medis di muka bumi menyebut bahwa rokok sangatlah tidak baik bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, masih banyak orang yang kecanduan merokok hingga saat ini.

Tetapi sebagian perokok cukup beruntung bisa terhindar dari semua penyakit kanker, penyakit jantung, emfisema dan sejenisnya, mereka bahkan akan terlindungi secara misterius dari beberapa penyakit dan penderitaan, fenomena yang tidak dapat dijelaskan baik oleh sains maupun ilmu kedokteran.

Baca Juga: Ternyata Buah Naga Punya Segudang Manfaat, Baik untuk Kulit Hingga Rambut, Berikut Ulasannya

Meskipun banyak diakui bahwa merokok dalam jangka panjang merupakan "jalan tol" menuju kematian dini, berikut lima manfaat yang mungkin didapat dari kebiasaan merokok.

Merokok Menurunkan Resiko Operasi Tempurung Lutut

Para perokok memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan operasi penggantian tempurung lutut.

Hasil yang mengejutkan dari sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria yang merokok memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok dalam hal persendian yang bermasalah, dilansir dari jurnal Arthritis & Rheumatism University of Adelaide, Australia.

Hanya saja para peneliti tersebut tidak dapat menjelaskan secara ilmiah, efek merokok terhadap osteoporosis. Dugaan mereka adalah bahwa nikotin yang terdapat dalam tembakau mampu melindungi tulang rawan dan mencegah terjadinya kerusakan sendi.

Baca Juga: Kurangi Kebiasaan Begadang Sambil Main Ponsel, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Fisik Hingga Mental

Merokok Menurunkan Resiko Penyakit Parkinson

Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi hubungan terbalik yang sulit dipercaya antara merokok dan penyakit Parkinson. Perokok jangka panjang ternyata besar kemungkinan dapat terlindungi dari penyakit Parkinson.

Studi terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Neurology, dimana para peneliti ini menemukan bahwa seseorang yang telah merokok selama bertahun-tahun justru memiliki resiko yang kecil terkena penyakit parkinson.

Peneliti dari Harvard termasuk yang pertama kali membuktikan bahwa perokok lebih kecil kemungkinannya untuk menderita penyakit Parkinson. Para peneliti ini menemukan efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah mereka berhenti merokok.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Kunjung Usai di Indonesia, Berikut Rekomendasi Masker Terbaru dari Pakar Kesehatan

Merokok Menurunkan Resiko Obesitas

Merokok dan khususnya nikotin dalam asap tembakau adalah penurun selera makan. Hal ini telah dikenal selama berabad-abad, sejak budaya asli di Amerika pada era pra-Columbus.

Perusahaan tembakau melihat peluang ini pada tahun 1920-an dan mulai menargetkan wanita dengan iming-iming bahwa merokok akan membuat mereka lebih langsing

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior, menyatakan bahwa kenaikan berat badan sulit untuk dihindari pada orang-orang yang mencoba untuk berhenti merokok.

Hubungan antara merokok dan pengendalian berat badan memang cukup rumit untuk dijelaskan, nikotin sendiri bertindak sebagai stimulan dan sekaligus penghilang nafsu makan, dan merokok memicu terjadinya modifikasi perilaku yang mendorong perokok untuk mengurangi makan camilan.

Baca Juga: Tak Disadari, 4 Aktivitas Berikut Harus Dihindari Sebelum Mandi, Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Merokok juga dapat membuat rasa makanan menjadi kurang enak bagi sebagian perokok, sehingga semakin mengekang nafsu makan mereka.

Nikotin tampaknya memanipulasi bagian otak yang disebut hipotalamus, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian oleh para peneliti Yale University yang diterbitkan oleh jurnal Science.

Merokok Menurunkan Resiko Kematian Akibat Serangan Jantung

Dibandingkan dengan bukan perokok, perokok yang pernah mengalami serangan jantung tampaknya memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dengan respons yang lebih baik terhadap dua jenis terapi untuk menghilangkan plak dari arteri mereka yaitu terapi fibrinolitik, dan terapi angioplasti.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang tidak merokok bereaksi lamban dan tidak sebagus para perokok dalam merespon kedua terapi tersebut.

Baca Juga: Hati-hati, 6 Hal Ini Dilarang Saat Berhubungan Suami Istri Dalam Islam, Bahkan Bisa DipidanaBaca Juga: Hati-hati, 6 Hal Ini Dilarang Saat Berhubungan Suami Istri Dalam Islam, Bahkan Bisa Dipidana

Artikel ini sebelumnya telah dimuat dalam jurnalpresisi.com berjudul Mengejutkan! Meski Berefek Buruk Bagi Kesehatan, Ternyata Merokok Juga Mengandung Manfaat Lho, Simak Apa Saja.

Merokok Membantu Clopidogrel Bekerja Lebih Aktif

Clopidogrel adalah obat bagi penderita stroke dan serangan jantung. Sebuah studi oleh para peneliti Korea yang didasarkan pada penelitian dari Harvard menunjukkan adanya manfaat dari kebiasaan merokok, maksimal 10 batang perhari.

Baca Juga: Emak-emak Asal Jakarta Ditangkap Polisi Lantaran Curi Tanaman yang Disangka Viral, Ternyata Harganya Segini

Tampaknya ada unsur tertentu dalam asap rokok yang dapat mengaktifkan protein tertentu yang disebut sitokrom, yang mengubah Clopidogrel menjadi obat yang bekerja lebih aktif.

Tembakau seperti tanaman beracun yang lain nya, disamping di klaim berbahaya, ternyata juga memiliki unsur teraputik yang bermanfaat bagi kesehatan.

***(Sigit Gozali/Jurnal Presisi)

Editor: Dian Fitriyani

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler