Rembang Bicara – Di dalam masyarakat Jawa, terdapat keyakinan mistik bahwa ramalan Jayabaya memang nyata adanya.
Ramalan tersebut dibuat oleh Prabu Jayabaya, Raja Kediri sekitar Tahun 1135 M dalam "Serat Jangka Jayabaya".
Disebut Jangka karena seperti alat jangka yang mampu menarik atau mengukur jarak secara tepat. Demikian juga ramalan Jayabaya ini yang berkedudukan tidak hanya bersifat ramalan, tetapi akurasinya terukur.
Baca Juga: Masuk Bulan Juni, 6 Shio Ini Diprediksi Akan Sukses Meraup Keuntungan Investasi
Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen.
Dalam ramalan Jayabaya, terdapat tulisan yang mengungkap sosok pemimpin yang akan membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Dalam ramalan Jayabaya ini, disebutkan arti dari pemimpin yang mengatur negara Indonesia.
‘Noto’ artinya menata, dan ‘Negoro’ yang artinya Negara. Jadi, pemimpin Indonesia adalah orang yang akan menata atau mengatur Negara Indonesia ini.
Pemimpin proklamator yaitu Soekarno dari ‘No’, Soeharto dari ‘To’, Susilo Bambang Yudhoyono dari ‘No’, dan Joko Widodo, yang dulu waktu kecil bernama Mulyono dari ‘No’.
Pemimpin lainnya seperti BJ Habibie, Gus Dur, serta Megawati tak termasuk dalam hal tersebut karena tidak memimpin Indonesia dalam satu masa periode, melainkan hanya memimpin pada masa transisi saja.
Baca Juga: Kapan Gaji ke-13 Cair? Berapa Besaran Gaji ke-13? Berikut Info Resminya
Menurut rentetan aksara Jawa yang sesuai, pemimpin pengganti Presiden Jokowi akan memiliki huruf akhir ‘Ga atau Go’.
Hal ini dihubungkan dengan nama yang diisukan akan maju dalam putaran Pilpres 2024 yang memiliki akhiran nama tersebut.
Dalam aksara Jawa, ‘Ga atau Go’ berada di dalam nama Ganjar Pranowo yang kerap dikaitkan dengan deretan prestasi saat memimpin daerah dan anak buahnya.
Baca Juga: Tak Kuasa Main Dua Ronde, Seorang Pria Tewas di Warung Daerah Rembang
Kendati mirip, namun ramalan Jayabaya tersebut tidak harus dipercayai penuh, karena dalam politik semua bisa berubah.***