Covid-19 Tak Kunjung Usai, Inikah Tanda Datangnya Sabda Palon Nagih Janji?

6 Juni 2021, 22:33 WIB
Ilustrasi 'Sabda Palon Nagih Janji' /Pixabay

Rembang Bicara - Dalam kasusastraan Jawa, nama Sabda Palon kerap muncul di dalam cerita-cerita dan tulisan pujangga Jawa.

Sabdo Palon merupakan seorang yang sakti "mandraguna". Ia tercatat sebagai "abdhi ndalem" Kerajaan Majapahit sebelum runtuh.

Ia disebut "moksa" setelah mengetahui bahwa Prabu Brawijaya V berubah keyakinan menjadi pemeluk Islam.

Sabda Palon akhirnya menghilang alias moksa, dan berjanji akan datang kembali ke dunia.

Tujuannya yaitu untuk memberikan petunjuk saat banyak sekali masalah yang dihadapi oleh masyarakat Jawa.

Kapan kah kira-kira masa Sabda Palon nagih janji itu benar-benar datang?

Disebut dalam Serat Sabda Palon pupuh 4, Sabda Palon bersumpah bakal muncul kembali sebagai pamomong tanah Jawa dalam kurun 500 tahun pasca runtuhnya Majapahit. Jika dihitung dalam satuan Masehi, Majapahit itu runtuh pada 1478. Maka, bisa diperkirakan, 500 tahun pasca runtuhnya Majapahit itu kurang lebih jatuh pada kisaran tahun 2020-an.

Baca Juga: Viral Terkait Haji 2021 Batal, Tokoh NU Ini Pilih Kritik Menag: Kebanyakan Ngurus Radikal-radikul, Ngeles!

Itu lah kenapa, menjelang masuk 2020, kita dihebohkan dengan berdirinya Keraton Agung Sejagat—terlapas dari latar belakang apa pun—yang mengaku memenuhi janji 500 tahun keruntuhan Majapahit.

Perkiraan ini juga disokong oleh beberapa tanda alam dan sosial yang terdapat dalam Serat Sabda Palon. Di antara tanda-tanda alam yaitu:

Satu, meletusnya gunung Merapi seperti yang terkandung dalam pupuh 5: “Kula damel pratandha/Pratandha tembayan mami/Hardi Mrapi yen wus jeblug mili lahar (Saya akan membuat pertanda/Sebagai janji teguh saya/Apabila gunung Merapi sudah meletus mengeluarkan lahar).”

Dan meletusnya gunung-gunun berapi lain seperti disebut dalam pupuh 14, ditambah gempa bumi dahsyat seperti diceritakan pada pupuh 15; “Lindhu ping pitu sadina/Karya sisahing sujanmi (Gempa tujuh kali sehari/Membuat manusia ketakutan).

Dua, banjir bandang sebagaimana disebut dalam pupuh 7: “Kaline banjir bandhang/Jerone ngelebna jalmi (Banjir bandang akan datang/Saking dalamnya menenggelamkan manusia).” Dan tsunami dalam pupuh 13: “Ombak minggah ing daratan (Ombak naik ke daratan).”

Tiga, bakal diserang wabah mematikan, seperti tercantum dalam pupuh 11: “Pageblug ingkang winangkung/Lelara ngambra-ambra/Enjing sugeng sore pralaya (Datang wabah mengerikan/Merajalela di mana-mana/Pagi hidup sorenya semua pada mati).”

Sementara tanda-tanda sosial diwarnai dengan gejolak politik yang memanas, kondisi negara yang carut-marut, sikap egosentrisme dan eksploitatif, serta rusaknya moral masyarakat Jawa Tanda-tanda tersebut terverivikasi dalam pupuh 9, 10, dan 11.

Tanda-tanda tersebut kalau dirasa-rasakan, nyaris  semuanya terjadi dan bisa kita temui di tahun 2020 ini. Pada awal sampai pertengahan tahun saja sudah terjadi banyak sekali peristiwa alam. Mulai dari gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan belakangan kita dihebohkan dengan prediksi akan datangnya bencana tsunami.

Baca Juga: Viral ! Ada Pelecehan Seksual di KRL, Akun Twitter Resmi KRL Sinis Salahkan Pengunggah

Belum lagi dengan merebaknya wabah Covid-19, yang seolah menjadi tanda paling tegas dan nyata bahwa, 2020 adalah tahun di mana Sabda Palon nagih janji, muncul kembali ke alam nyata.

Terbaru, berbagai masalah terkait pelaksanaan tuntutan agama Islam, seperti pembatalan ibadah haji, yang menurut Sabda Palon sebagai "agama baru" sesuai konteknya saat menggantikan agama lama Majapahit, juga menjadi salah satu tanda Sabda Palon dipercaya akan menagih janji.

Apakah benar demikian? Jawabannya kembali kepada pembaca.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler