Contoh Pidato Malam Tirakatan Peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 RI Tema Gotong Royong Melawan Pandemi

16 Agustus 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi naskah pidato singkat berbahasa Indonesia dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. /Pexels/freestocks.org

Rembang Bicara - Informasi tentang contoh pidato sambutan pada malam tirakatan HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dapat dibaca di dalam artikel ini.

Di dalam menyambut HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, terdapat salah satu tradisi luhur berupa malam tirakatan.

Malam tirakatan dilaksanakan pada malam hari tanggal 16 Agustus sebelum esoknya hari kemerdekaan dilaksanakan.

Baca Juga: Fakta Penting yang Belum Banyak Orang Ketahui di Balik Kelahiran Lagu 'Indonesia Raya' Ciptaan WR Supratman

Tahun ini, HUT Kemerdekaan ke-76 jatuh pada hari Selasa, 17 Agustus 2021, yang berarti malam tirakatan akan dikerjakan pada Senin malam, 16 Agustus 2021.

Biasanya malam tirakatan diisi dengan doa, pembacaan sejarah, refleksi kepahlawanan, dan pidato sambutan dari tokoh.

Berikut contoh pidato sambutan malam tirakatan peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 RI yang digubah dari pidato Tri Rismaharini saat masih menjabat Walikota Surabaya dilansir dari docplayer.

“Assalamu'alaikum. Salam Sejahtera bagi kita semua Merdeka!!! Yang saya hormati: - Para Tokoh Agama ; - Para Tokoh Masyarakat ; - Para Ketua RW / RT / LKMK/ Tim Penggerak PKK.

Anak-anakku yang saya cintai ; - Segenap Warga yang saya banggakan. Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kita bersama-sama dapat menghadiri Malam Tirakatan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-76 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan khidmad.

Esok hari tanggal 17 Agustus 2021, kita akan memperingati hari bersejarah Bangsa Indonesia, yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Pihak Istana Bagi-bagi 'Give Away' Hari Ini 16 Agustus 2021, Simak Cara Mendapatkan Hadiahnya Berikut Ini

Kemerdekaan kita, merupakan hasil perjuangan Pahlawan yang telah korbankan jiwa dan raga. Para Pendiri bangsa Indonesia berjuang secara bahu membahu, dengan segala keterbatasan dan tanpa mengenal perbedaan asal usul untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, sejenak direfleksikan pencapaian tujuan Kemerdekaan kita untuk membentuk negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Tujuan yang mulia ini tidak akan pernah dicapai dengan sendirinya atau hanya dengan menengadahkan tangan. Harus kita perjuangkan secara keras dan dengan kesungguhan.

Saudara-Saudara yang saya hormati, Tema Proklamasi Kemerdekaan tahun ini yakni Indonesia Teguh Indonesia Tumbuh.

Kita ingat, bahwa kerja keras penuh keikhlasan telah ditunjukkan oleh para Pahlawan kita dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Negeri ini, pernah mencapai kejayaan di abad ketujuh (Sriwijaya) dan abad keempat belas (Majapahit). Setelah itu, mengalami penjajahan yang panjang dan menyakitkan. Berkali kali pemberontakan lokal dikobarkan terhadap penjajah dalam kurun waktu 350 tahun, namun selalu mengalami kegagalan.

Inilah pelajaran berharga. Lidi kuat dan sulit dipatahkan jika berada dalam kesatuan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Hal ini, semakin relevan dengan tren globalisasi yang telah menyentuh segala aspek kehidupan di seluruh dunia.

Dengan ditunjang perkembangan teknologi digital, maka globalisasi menjadi lebih cepat. Untuk itulah, kita harus belajar dari sejarah jika kita ingin tumbuh dan berkembang di era ini. Nusantara ratusan tahun terpecah pecah karena politik devide et impera yang dilakukan oleh perusahaan dan negara asing. Ini jangan sampai terjadi di Bumi Pertiwi.

Baca Juga: Doa Malam Tirakatan HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia Tahun 2021 Tema Bangkit dan Merdeka dari Covid-19

Para pendiri bangsa ini menyadari politik adu domba ini, dengan membangun identitas bahwa kita semua bersaudara, sebangsa dan setanah air yang menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Kita sadar bahwa kita berbeda beda adat istiadat dan asal usulnya, namun hendaknya perbedaan tersebut justru memperkaya dan memperkuat bangsa ini. Seraya mengembangkan toleransi terhadap perbedaan yang ada, dengan berdasar Seloka Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda namun tetap satu jua.

Dalam menghadapi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia ditambah globalisasi dan regionalisasi ekonomi, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mari kembangkan kembali semangat gotong royong atau sinergi kekuatan kekuatan bangsa.

Dimulai dari kita, semua elemen bangsa Indonesia harus mengupayakan yang terbaik sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya. Gotong royong dalam memenangkan globalisasi dan regionalisasi ekonomi pun juga tetap harus memperhatikan Generasi Mendatang, seperti halnya para Pahlawan yang dulu berjuang untuk kita, maka kita pun melakukannya dalam kerangka Pembangunan Berkelanjutan.

Di mana, struktur perencanaan harus mampu mendistribusikan pusat kegiatan secara merata. Sehingga tidak ada lagi wilayah pusat dan pinggiran atau wilayah basah dan kering. Di samping itu, harus memperhitungkan daya dukung lingkungan beserta eksternalitas yang ditimbulkan, serta pemanfaatan green concept, mulai dari green building sampai green energy. Saudara-Saudara yang saya hormati, Sebagai bangsa merdeka, bersatu, dan berdaulat, maka sudah selayaknya kita berdiri sejajar dengan bangsa lain.

Kita tidak perlu silau dengan sesuatu yang dari luar, jika sesuatu bagus kita ambil namun yang jelek harus kita buang, seperti Narkoba dan Pornografi. Karena ini, bagian perang gaya baru untuk menguasai Anak Anak kita. Teknologi digital adalah pisau bermata dua, kita harus memanfaatkannya dengan cermat untuk kepentingan yang produktif.

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Malam Tirakatan 17 Agustus? Berikut Sejarah dan Makna Lengkapnya

Semangat tidak kenal menyerah, rawe rawe rantas malang malang putung masih relevan. Sebagai bagian kerja keras penuh integritas untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan. Marilah berlomba menghasilkan karya nyata dan mengurangi wacana atau kata kata tanpa makna dalam media apapun. Izinkan saya berbicara dengan Anak Anak tersayang. True development is the development of people, not of things.

Untuk itulah, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi yang utama. Kita harus menjadi Pemenang, melalui proses pendidikan formal dan non formal terpandu sebagai jembatan emas peningkatan kualitas dan daya saing.

Tentunya dengan kerja keras penuh kedisiplinan untuk mewujudkan masa depan adil dan makmur, dengan berbasiskan nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Di samping itu, jangan silau terhadap gaya hidup modern dan radikal yang mengandalkan kenikmatan sesaat ataupun terpasung pada kemasan dan seremoni yang tampak hebat namun keropos di dalam serta tanpa makna dan manfaat bagi sesama.

Teruslah menjadi Anak Indonesia yang tidak kehilangan jati dirinya, dengan memahami dan menghormati kesepakatan fundamental Bangsa Indonesia, seperti: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, dan Lagu Indonesia Raya. Izinkan saya mengajak seluruh Warga beserta Ekosistemnya untuk menyatukan tekad dan langkah, dalam membangun Surabaya lebih baik dalam kerangka NKRI. Selanjutnya saya juga ingin ucapkan terima kasih kepada seluruh sejawat di Pemkot Surabaya yang telah bekerja sama dalam melayani Warga dan mensolusikan berbagai masalah kota.

Berlakulah jujur, tegas, dan mau mendengarkan aspirasi rakyat. Suara Rakyat, adalah Suara Tuhan. Semoga ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan meridhoi upaya kita. Amien.

Baca Juga: 12 Amalan Bulan Muharram yang Sunnah Dikerjakan Menurut Penjelasan Para Ulama Salaf

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia Mari Kita Teguh dan Tumbuh! Terima kasih. Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!!! Wassalamu alaikum.”***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler