Mengenal Nabila Syadza, Orator Perempuan di Balik Viralnya Video Orasi 'Pancasalah'

11 Oktober 2020, 10:21 WIB
Nabila Syadza saat berorasi pancasalah. //Instagram.com/@nabilasyadza.ss

Rembang Bicara - Pasca gelombang demonstrasi tolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja antara 6-8 Oktober 2020 lalu, berbagai potret aksi massa berkelebatan memenuhi laman media sosial. Salah satu yang viral dan belakangan banyak diperbincangkan adalah video orasi "Pancasalah" oleh seorang perempuan.

Dalam video berdurasi 0,92 detik tersebut, tampak seorang perempuan mengenakan kaus hitam, celana jeans sedikit sobek, dan dengan menjepit sebatang rokok di tangan kirinya tengah berorasi di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.

Di tengah kepulan asap, sembari memegang pengeras suara berwarna merah, dia kemudian meneriakkan orasinya soal Pancasila yang telah diganti menjadi pancasalah.

Baca Juga: Selamat! Pasangan Fandy Christian dan Dahlia Poland Dikaruniai Anak Ketiga, Si Jagoan Callum

"Tendangan dibalas tendangan, darah dibalas darah, negara kita yang katanya negara Pancasila sekarang menjadi negara pancasalah, 1 ketuhanan yang maha hormat, 2 kemanusiaan yang adil bagi para birokrat, 3 persatuan para investor, 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatorian, 5 keadilan sosial
bagi seluruh rakyat kelas atas," teriaknya yang disambut tepukan tangan massa aksi.

Viralnya video tersebut sontak membuat netizen bertanya-tanya, perihal identitas dari sang orator.

Belakangan, baru diketahui bahwa sosok orator tersebut ternyata adalah salah satu mahasiswi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. 

Bernama asli Nabila Syadza, perempuan yang lebih akrab disapa Sasa tersebut juga tercatat sebagai Menteri Hubungan Masyarakat BEM Unhas, sebagaimana tercantum dalam laman bemunhas.org.

Sebagai mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nabila Syadza diketahui cukup aktif terjun ke masyarakat memberikan edukasi seputar kesehatan. Hal tersebut bisa dilihat dari akun Instagram pribadinya @nabilasyadza.ss.

Baca Juga: Tangan Dingin Carlo Ancelotti di Balik Ganasnya Calvert-Lewin, Si Mesin Gol Everton

Dari dokumnetasi di akun Instagramnya pula bisa disimpulkan bahwa Sasa termasuk aktivis yang kerap tutun ke jalan. Tidak hanya sekadar mengekor sebagai peserta demonstrasi, ia bahkan kerap menjadi orator aksi menyuarakan aspirasi kritisnya, sebagaimana ia dengan berani meneriakkan narasi pancasalah yang viral itu.

kendati sempat kaget karena video orasinya viral, sasa mengaku sudah siap dengan segala konsekuensi atas narasi-narasi yang ia suarakan.

"Saya tidak masalah (video orasi saya viral), karena saya sudah tahu konsekuensinya, kalau saya berani bicara di depan umum, pasti bakal ada orang yang ekspose. Saya sudah tahu konsekuensinya," ungkapnya.

Orasi "Pancasalah" sendiri dimaksudkan sebagai kritik satire atas Pancasila yang sudah tidak lagi digunakan sebagai dasar negara. Pancasila tidak lebih dari simbol dan benda mati. Mungkin secara tekstual masih berbunyi Pancasila atau 5 sila dasar negara. Namun secara kontekstual dan aplikasinya, justru lebih kelihatan seperti pancasalah atau 5 hal yang salah kaprah.***

 

 

 

 

Editor: Aly Reza

Tags

Terkini

Terpopuler