Ungkap Cara Menyelamatkan Negara, Menkeu Sri Mulyani: This is What I Called Revolusinya Indonesia

21 Oktober 2020, 00:38 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. /kemenkeu/Dok. Kemenkeu

Rembang Bicara – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani, baru-baru ini membeberkan inti program kerja yang ia beserta jajarannya upayakan.

Dalam unggahan Instagram pribadi @fadjroelrachman milik Staf Khusus Presiden, Fadjroel Rachman, Sri Mulyani mengatakan pihaknya memiliki satu gagasan besar yang bernama pembukuan aset-aset negara.

“Republik Indonesia tadinya nggak punya neraca. jadi barang milik negara pun tidak diadministrasikan, tidak di-record. Kita asal bangun waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali, nggak ada pembukuannya," ucap Sri Mulyani dalam video yang diunggah pada 20 Oktober 2020 tersebut.

Sri Mulyani menegaskan ketidakjelasan pembukuan tersebut berakibat pada kerugian besar yang dialami negara karena kehilangan barang yang menjadi hak miliknya.

Baca Juga: Membanggakan! Nama Presiden Joko Widodo Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Uni Emirat Arab (UEA)

Oleh karenanya, untuk mengembalikan aset-aset yang sangat memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan bersama, pemerintah kini membuat peraturan tentang pembukuan dan perbendaharaan.

“Jadi waktu kemudian terjadi krisis, waktu kemudian kita membuat Undang-Undang Keuangan Negara dan Perbendaharaan Negara, kita baru mulai membangun neraca keuangan.

Di situlah baru kita mulai muncul, oh mari kita membukukan dan me-record. Pertama mengadministrasikan, masukkan dulu dalam buku," terang Menkeu lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Anies Baswedan Culun, Begini Reaksi Netizen

Ia memberika contoh, di dalam kampus banyak sekali perumahan dosen yang dibangun di atas tanah milik negara. Tetapi karena tidak adanya pembukuan, tiba-tiba tidak ada kejelasan terhadap status tanah beserta bangunan di atasnya.

Selain itu juga masih banyak kasus lain berupa hilangnya tanah-tanah milik negara. Seperti komplek Senayan, Gelora Bung Karno. Pada prinsipnya beberapa bangunan yang ada di sekitar Senayan adalah milik negara.

Tetapi karena tidak adanya pembukuan, sehingga banyak kerja sama yang dijalankan tanpa sepengetahuan negara. "Tiba-tiba swasta sudah punya tittle," ucapnya menyayangkan praktik tersebut.

Baca Juga: Apabila Memenangkan Pilpres AS, Biden Berjanji Melibatkan Muslim Amerika dalam Pemerintahan

Di akhir pidatonya di hadapan para mahasiswa tersebut, Sri Mulyani pun menegaskan bahwa pembukuan dan perbendaharaan ini merupakan prestasi di balik gagasan revolusi Indonesia.

"This is what I called revolusinya Indonesia. Tidak dengan mungkin berdarah-darah," tandasnya.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler