Analisis LAPAN Soal Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ182, Ketahui 3 Kondisi Ini yang Disorot

- 10 Januari 2021, 15:21 WIB
Serpihan pecahan pesawat Sriwijaya Air yang sudah ditemukan di evakuasi :*
Serpihan pecahan pesawat Sriwijaya Air yang sudah ditemukan di evakuasi :* /Tangkap Layar/Basarnas/

Rembang Bicara – Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2020 menjadi duka mendalam bagi segenap keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.

Pesawat ini hilang kontak usai empat menit lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang Banten.

Diketahui, pesawat dengan nomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 ini diperkirakan jatuh dari ketinggian 10.900 kaki ke ketinggian 250 kaki sebelum hilang dari radar pada pukul 14.20 WIB.

Baca Juga: Mantap! 4 Golongan Ini Dapat Gratisan Listrik 6 Bulan dari PLN: Cek di Sini, Bisa Jadi Anda Termasuk

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah mengeluarkan analisis soal jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182 yang dirilis pada akun Instagram @lapan-ri, Minggu 10 Januari 2021.

Dalam unggahannya, LAPAN menuliskan 'Popagasi Konveksi karena Westerly Burst' atau angin baratan kuat. Analisis Dinamika Atmosfer Saat Sriwijaya Air Hilang Pada 9 Januari 2021.

Analisis dinamika atmosfer menunjukkan sistem konveksi skala meso telah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa di sekitarnya sejak pukul 11.00 WIB.

Baca Juga: Bikin Baper! Meski Sang Kekasih Tersandung Kasus, Ini 5 Bukti Cinta Wijin untuk Gisel

Sistem ini kemudian pecah dan berpropagasi ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang waktu 13.00-15.00 WIB.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Lapan.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x