Rembang Bicara - Atmosfir politik di internal PDI-P terlihat memanas seiring munculnya gesekan yang terjadi antara putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Memanasnya hubungan Puan dan Ganjar terungkap dari tidak diundangnya Ganjar dalam acara koordinasi partai untuk seluruh kader PDI-P beserta kepala daerah dari partai berlambang banteng itu di Jawa Tengah yang dipimpin langsunh oleh Puan.
Kendati demikian nama Ganjar tak muncul dalam daftar tamu undangan dan sengaja tak diundang.
Adapun Puan yang merupakan putri Megawati memiliki kans besar untuk memperoleh tiket pencapresan. Karenanya, moncernya elektabilitas Ganjar di publik merupakan hambatan bagi Puan bila ingin melenggang mulus sebagai calon presiden atau wakil presiden yang diusung PDI-P.
Melihat hal tersebut, Direkur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai bahwa tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara penguatan soliditas kader di Kantor DPD PDI Perjuangan, Jawa Tengah, Sabtu 22 Mei 2021, bukan tanpa alasan.
Ujang menilai bahwa manuver itu ditempuh lantaran muncul persaingan antara Ganjar dengan Ketua DPP PDI-P yang juga putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dalam hal pencalonan Pilpres.
"Ini soal persaingan Ganjar dengan Puan," kata Ujang kepada awak media, Senin, 24 Mei 2021.
Ddiketahui bahwa memang nama mereka berdua kerap masuk dalam survei calon presiden potensial di Pilpres 2024 yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei.
Berikut adalah perbandingan elektabilitas Ganjar dan Puan dari sejumlah lembaga survei yang telah dikumpulkan oleh tim Rembangbicara.com
Survei LSI
Menurut hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada 22 Februari, elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen. Berbanding terbalik, elektabilitas Puan Maharani hanya 0,8 persen.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 orang responden dengan metode wawancara lapangan pada 25 hingga 31 Januari 2021. Adapun margin of error atas seurvei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia
Sebagaimana rilis survei Indikator Politik Indonesia pada 21 Maret, nama Ganjar bertengger di posisi tiga besar.
Dalam survei tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada pada posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 15,2 persen dan disusul oleh Ganjar di posisi kedua dengan elektabilitas 13,7 persen.
Baca Juga: Ini Lho Perbedaan dan Persamaan PNS dengan PPPK, Mulai Hak, Proses Pengangkatan, dan Gaji
Adapun posisi ketiga ditempati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 10,2 persen.
Sementara itu dalam survei yang mengukur elektabilitas sebanyak 17 tokoh tersebut, Puan berada di posisi ke sembilan dengan elektabilitas sebesar 1,1 persen.
Dalam survei tersebut, sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei dilakukan melalui telepon dan memiliki toleransi kesalahan atau margin of error lebih kurang sebesar 2,9 persen.***