Lembaga Survei KedaiKOPI pada 12 April juga mengeluarkan hasil survei terkait elektabilitas capres. Sebagaimana hasil survei tersebut, nama Ganjar berada di peringkat ketiga dengan 16 persen, di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (24,5 persen) dan Presiden Joko Widodo (18,5 persen).
Sedangkan tingkat elektabilitas Puan dalam survei tersebut hanya 0,2 persen.
Sementara itu, pada hasil survei Indikator Politik 4 Mei, menyatakan bahwa Ganjar memiliki tingkat elektabilitas 15,7 persen. Angka tersebut berbanding jauh dengan tingkat elektabilitas Puan yang hanya mengantongi 2,9 persen.
Kemudian, dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 1 April menjelaskan bahwa tingkat elektabilitas Ganjar mencapai 12 persen, sedangkan Puan 1,7 persen.
Selanjutnya, dari hasil survei Charta Politika Indonesia yang dirilis pada 29 Maret, tingkat elektabilitas Ganjar mencapai 16 persen. Sedangkan elektabilitas Puan 1,2 persen.
Pun dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis 22 Februari 2021 menyatakan bahwa tingkat elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen, sementara Puan 0,1 persen.
Menurut Adi, hasil berbagai lembaga survei itu menunjukkan kinerja Ganjar lebih terlihat oleh publik dan lebih merakyat daripada Puan.
"Ganjar terus terang sudah delapan tahun jadi gubernur, lebih kurang sosoknya sudah dikenal publik, kinerjanya sudah mulai dinilai. Kedua, Ganjar relatif dapat dikatakan lebih supel, friendly dalam menghadapi publik, terutama menghadapi media," Papar Adi.
"Kan humble sekali Ganjar ini, makanya segala gerak gerik dan tingkah politik yang tidak ada kaitan kinerjanya jadi headline, berita," Imbuhnya menambahkan sambil terkekeh.