Contoh Pidato Malam Tirakatan Peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 RI Tema Gotong Royong Melawan Pandemi

- 16 Agustus 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi naskah pidato singkat berbahasa Indonesia dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76.
Ilustrasi naskah pidato singkat berbahasa Indonesia dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. /Pexels/freestocks.org

Para pendiri bangsa ini menyadari politik adu domba ini, dengan membangun identitas bahwa kita semua bersaudara, sebangsa dan setanah air yang menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Kita sadar bahwa kita berbeda beda adat istiadat dan asal usulnya, namun hendaknya perbedaan tersebut justru memperkaya dan memperkuat bangsa ini. Seraya mengembangkan toleransi terhadap perbedaan yang ada, dengan berdasar Seloka Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda namun tetap satu jua.

Dalam menghadapi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia ditambah globalisasi dan regionalisasi ekonomi, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mari kembangkan kembali semangat gotong royong atau sinergi kekuatan kekuatan bangsa.

Dimulai dari kita, semua elemen bangsa Indonesia harus mengupayakan yang terbaik sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya. Gotong royong dalam memenangkan globalisasi dan regionalisasi ekonomi pun juga tetap harus memperhatikan Generasi Mendatang, seperti halnya para Pahlawan yang dulu berjuang untuk kita, maka kita pun melakukannya dalam kerangka Pembangunan Berkelanjutan.

Di mana, struktur perencanaan harus mampu mendistribusikan pusat kegiatan secara merata. Sehingga tidak ada lagi wilayah pusat dan pinggiran atau wilayah basah dan kering. Di samping itu, harus memperhitungkan daya dukung lingkungan beserta eksternalitas yang ditimbulkan, serta pemanfaatan green concept, mulai dari green building sampai green energy. Saudara-Saudara yang saya hormati, Sebagai bangsa merdeka, bersatu, dan berdaulat, maka sudah selayaknya kita berdiri sejajar dengan bangsa lain.

Kita tidak perlu silau dengan sesuatu yang dari luar, jika sesuatu bagus kita ambil namun yang jelek harus kita buang, seperti Narkoba dan Pornografi. Karena ini, bagian perang gaya baru untuk menguasai Anak Anak kita. Teknologi digital adalah pisau bermata dua, kita harus memanfaatkannya dengan cermat untuk kepentingan yang produktif.

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Malam Tirakatan 17 Agustus? Berikut Sejarah dan Makna Lengkapnya

Semangat tidak kenal menyerah, rawe rawe rantas malang malang putung masih relevan. Sebagai bagian kerja keras penuh integritas untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan. Marilah berlomba menghasilkan karya nyata dan mengurangi wacana atau kata kata tanpa makna dalam media apapun. Izinkan saya berbicara dengan Anak Anak tersayang. True development is the development of people, not of things.

Untuk itulah, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi yang utama. Kita harus menjadi Pemenang, melalui proses pendidikan formal dan non formal terpandu sebagai jembatan emas peningkatan kualitas dan daya saing.

Tentunya dengan kerja keras penuh kedisiplinan untuk mewujudkan masa depan adil dan makmur, dengan berbasiskan nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Di samping itu, jangan silau terhadap gaya hidup modern dan radikal yang mengandalkan kenikmatan sesaat ataupun terpasung pada kemasan dan seremoni yang tampak hebat namun keropos di dalam serta tanpa makna dan manfaat bagi sesama.

Teruslah menjadi Anak Indonesia yang tidak kehilangan jati dirinya, dengan memahami dan menghormati kesepakatan fundamental Bangsa Indonesia, seperti: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, dan Lagu Indonesia Raya. Izinkan saya mengajak seluruh Warga beserta Ekosistemnya untuk menyatukan tekad dan langkah, dalam membangun Surabaya lebih baik dalam kerangka NKRI. Selanjutnya saya juga ingin ucapkan terima kasih kepada seluruh sejawat di Pemkot Surabaya yang telah bekerja sama dalam melayani Warga dan mensolusikan berbagai masalah kota.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x