Peringatan 92 Tahun Sumpah Pemuda, Berikut Isi Diskusi Saat Kongres

- 28 Oktober 2020, 10:45 WIB
Logo Peringatan Sumpah Pemuda ke-92.
Logo Peringatan Sumpah Pemuda ke-92. /Kemenpora

Rembang Bicara – Tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari segenap penjuru Nusantara berkumpul di Batavia untuk menindaklanjuti Kongres Pemuda I yang diadakan tanggal 30 April-2 Mei 1926.

Pada Kongres Pemuda I, para pemuda belum merumuskan persatuan nasional, sebab hanya fokus pada penguatan kegiatan pemuda di sektor sosial, ekonomi, dan budaya.

Kemudian kali ini pada tahun 1928, para pemuda yang terdiri dari wakil organisasi pemuda yang ada di beberapa daerah, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Kaum Betawi, Pemuda Tionghoa, dan lain-lain itu hadir sejak beberapa hari sebelum rapat digelar tanggal 27 Oktober 1928.

Baca Juga: Dua Anak Bangsa Ciptakan Sepeda Edisi Khusus Sumpah Pemuda untuk Presiden Jokowi

Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Bantneng pada 27 Oktober 1928. Ketua PPPI, Sugondo Djojopuspito memberikan sambutan agar kongres dapat menciptakan semangat persatuan di dalam hati para pemuda

Setelah Sugondo, gilirah Moh. Yamin memberi penjelasan tentang hubungan pemuda dengan tugas persatuan. Menurutnya pemuda bisa memanfaatkan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan untuk menyatukan Indonesia.

Dilanjutkan pada rapat kedua yang dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928, bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop, para pemuda mendiskusikan soal betapa pentingnya pendidikan.

Baca Juga: Ma’ruf Amin Beberkan Langkah Pemerintah Merger Tiga Bank untuk Perkuat Keuangan Syariah

Pada rapat kedua ini, dua pembicara yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro memberikan pandangan bahwa pendidikan kebangsaan harus selalu diupayakan baik di sekolah maupun di rumah. Dalam mendidik, nilai yang harus diutamakan adalah kedemokratisan.

Setelah itu, dilangsungkan rapat penutupan di Gedung Indonesische Clubgebouw di Kramat Raya. Para peserta yang digawangi Sunario dan Ramelan meminta agar organisasi kepemudaan meski memiliki gerakan sektoral juga harus kompak menciptakan pergerakan nasional.

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Sumber: Wikipedia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah