Network
Rembang Bicara – Setelah daerah lain menyatakan sikap penolakan terhadap omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) lewat demonstrasi elemen mahasiswa dan buruh, kini giliran aktivis mahasiswa Kabupaten Pati angkat bicara.
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bersama dengan Aliansi BEM Pati menggelar aksi besar-besaran di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati atau sekitar alun-alun Pati pada Senin, 12 Oktober 2020.
Dalam release-nya, massa aksi yang mayoritas menggunakan setelah jas berwarna biru tersebut menyayangkan proses pembuatan UU Ciptaker yang terkesan terburu-terburu dan bermain kucing-kucingan kepada rakyat.
Baca Juga: Dawuh Gus Baha Terkait Demonstrasi
Setidaknya terdapat empat tuntutan yang digelorakan oleh massa aksi dalam Press Release bernomor 098 PC-XII.V-01.02.01.A-1.10.2020 sebagai berikut.
- Meminta penundaan pemberlakuan UU Cipta Kerja, karena masih banyak pasal-pasal yang krusial.
- Mendesak DPRD Kab. Pati untuk mengirimkan Surat kepada presiden agar tidak terburu-buru untuk menandatangani UU Cipta Kerja dan segera mengeluarkan PERPPU.
- Mengecam keras tindakan represif aparat keamanan terhadap pendemo tolak UU Cipta Kerja.
- Mendukung penuh dan mengawal PB PMII dalam melakukan uji materi (judicial review) UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga: Menaker Sowan, PBNU Tetap Pada Keputusan Awal
Setelah menunggu beberapa saat, perwakilan DPRD Pati akhirnya keluar menemui massa aksi dan bersedia menandatangani surat pernyataan sikap yang sudah disediakan oleh massa aksi berisi tuntutan pada poin nomor dua di atas.
Aksi yang sedari awal dikawal oleh jajaran aparat, baik TNI maupul Kepolisian Resor Pati ini berjalan damai sampai orator menginstruksikan massa aksi untuk membubarkan diri.***
