Jual Beli Serangan PDIP Vs Demokrat Menggelikan

- 11 Oktober 2020, 13:44 WIB
Demo UU Cipta Kerja, bukan untungkan PDIP atau Demokrat.
Demo UU Cipta Kerja, bukan untungkan PDIP atau Demokrat. /ANTARA FOTO

Jelas berbeda dengan sepak bola, di mana pemilik otoritas juga aktif berkecimpung di dalamnya.

Di luar negeri, seperti Amerika Serikat, jual beli serangan antara Demokrat dan Republik berlangsung normal. Kalau toh ada yang walk out atau protes terhadap lalwannya, semua dilaksanakan secara konstitusional.

Sedangkan di Indonesia, jual beli serangan terlihat asal-asalan, kasar, dan tidak berseni sama sekali. Malahan lebih bagus gobak sodor yang dimainkan anak-anak di kampung.

Bayangkan, alih-alih berdebat secara konstitusional pada Senin, 5 Oktober 2020, tiba-tiba ada kejadian mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat dimatikan, sehingga memicu walk out Demokrat.

Baca Juga: Jawa Tengah, This is Sikap Gubernurmu Ganjar Pranowo

Besoknya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Puan Maharani dari PDI Perjuangan, diserang oleh politisi Demokrat.

Anggota PDIP yang lain pun merespon serangan itu dengan langsung menyindir strategi Demokrat sudah basi.

Demokrat segera menghantam balik PDIP sembari menceritakan kejadian yang lalu tatkala PDIP juga walk out dalam sidang kenaikan harga BBM.

Sebenarnya tidak mengapa jual beli serangan seperti itu berlangsung. Demokrasi sudah menjaminnya kok. Namun apa yang menggelikan yakni pemicu (mikrofon mati) serta pola yang dimainkan.

Apakah ini pertanda Demokrat dan PDIP sudah tidak bisa bertarung secara fair dalam ruang sidang?

Halaman:

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x