Mau Siapa Pun yang Terpilih, Rembang Tetap Begini

- 11 Oktober 2020, 15:17 WIB
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Rembang Pilkada tahun 2020, H. Harno (putih) – H. Bayu Adriyanto (putih) dan Abdul Hafidz (Hijau) – H. Moch Hanies Cholil Barro (Hijau)
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Rembang Pilkada tahun 2020, H. Harno (putih) – H. Bayu Adriyanto (putih) dan Abdul Hafidz (Hijau) – H. Moch Hanies Cholil Barro (Hijau) /Bawaslu Rembang

Rembang Bicara - Cah, Pilkada 2020 sebentar lagi akan dilaksanakan. Rembang menjadi satu dari sekian banyak daerah yang turut serta di dalam pesta demokrasi lokal tersebut.

Waktu yang semakin mepet membuat gerilya politik semakin kencang dilakukan oleh masing-masing kandidat. Strateginya pun sudah lumayan matang, seperti merangkul basis massa santri yang memang menjadi ikon vital orang Rembang.

Harno-Bayu mesra dengan Barisan Kyai dan Santri Rembang (BKSR), sedangkan Hafidz-Hanies memanfaatkan loyalitas Santri Gayeng untuk membantu meraih kemenangan.

Supaya lebih dramatis, ditambahkan strategi programatik pada beberapa edisi kampanye mereka yang diselenggarakan secara terbatas akibat biang kerok corona.

Mereka pun memiliki media sosial yang siap mem-blow up agenda pendekatan (pdkt) kepada pemilih. Segmentasi mereka jelas : millenial.

Makanya sudah dari kemarin muncul akun di medsos, seperti facebook yang memakai nama 'Sedulur Mas Harno', 'Harno Bayu', 'Rehab Rembang', 'Jangkar Tv', dan 'Hafidz-Hanies'.

Selain di facebook, nama yang sama juga banyak ditemukan di instagram, dan beberapa di YouTube dan Twitter.

Baca Juga: Jual Beli Serangan PDIP Vs Demokrat Menggelikan Baca Juga: Jual Beli Serangan PDIP Vs Demokrat Menggelikan

Tetapi bukan itu yang hendak mimin bahas. Pada tulisan kali ini mimin hendak mengatakan marilah kita ikuti proses pilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rembang dengan optimisme yang tidak terlalu tinggi dan ekspektasi yang biasa-biasa saja.

Mimin bukan bermaksud menghasut dan mengendorkan hati Anda yang mungkin sudah menggebu-gebu. Justru semata hendak mengajak Anda sekalian berpikir dan bersikap yang rasional.

Rasional di sini berarti menyikapi apa saja tanpa rasa ngoyoworo, dan tidak terlalu menggantungkan harapan kepada apa pun siapa dalam pilkada. Dalam bahasa guyonan santri ya jangan tahawwur alias ngawur.

Kenapa demikian? Tentu saja karena tidak akan ada perubahan yang berarti di Rembang.

Ini soal politik ya, jadi jangan dianggap mimin ndisiki takdir. Sebab di dalam politik semua hal bisa diperkirakan.Tentu dengan pijakan yang bisa dipertanggungjawabkan secara teoris dan analitis.

Para akademisi menyebutnya sisi probabilitas. Toh di dalam ilmu politik juga ada disiplin perbandingan politik yang bisa digunakan untuk membaca apa yang bakal terjadi.

Baca Juga: Jawa Tengah, This is Sikap Gubernurmu Ganjar Pranowo

Sekarang mari kita bandingkan sekarang dengan apa yang akan terjadi. Kalian pasti sudah sadar bahwa dua paslon masing-masing berisi dua sosok yang dulu menjabat.

Hafidz sebagai bupati sekarang menggandeng Hanies. Sedang Bayu, wakilnya Hafidz, digandeng Harno. Makanya, mau Hafidz-Hanies yang jadi, atau Harno-Bayu, tetap saja watak birokrasi akan sama.

Kok bisa? Ya sebab dalam politik tidak ada namanya pemain lama banyak diamnya. Enggak percaya? Tanya saja sama aktivis reformasi soal apakah pemain lama era orde baru pada tiarap atau justru memegang kendali.

Artinya, Bayu akan mendominasai Harno, pun Hafidz jelas bakal lebih kuat daripada wakilnya yang baru itu.

Tentu saja hal tersebut tidak mengapa, asal berdampak baik saja. Sekarang apakah kita yakin antar keduanya bakal bisa mengurus Rembang dengan sempurna dan membayar tuntas harapan Anda sekalian?

Jawabannya adalah andai keduanya bisa, maka seharusnya Rembang tidak masuk ke dalam daftar 14 kabupaten termiskin di Provinsi Jawa Tengah. Dan data tersebut dikeluarkan oleh Pemprov Jateng tepat di akhir era Hafidz-Bayu, seolah menjadi rapor akhir kerja.

Meski dalam websitePemkab Rembang disebutkan banyak prestasi yang diraih selama era Hafidz-Bayu, tetapi bukankah good governance bukan dilihat sekadar pada penghargaan makro, melainkan perubahan di taraf mikro? Anda yang memutuskan.

Sekali lagi, ini hanya nasihat agar kita enggak terlalu berharap. Soalnya kalau enggak terpenuhi, entar sakit hati. "Yang wajar-wajar saja," kalau kata orang bijak, cahMimin hanya berdoa yang terbaik sajalah. ***

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x