Dari respons masyarakat desa saya untuk dua kasus tersebut saja sudah terlihat jelas, bukannya mengatrol dukungan, masyarakat malah jadi tidak respek babar blas. Ya tak begitu sreg buat dukung paslon-paslonnya, ya sudah kehilangan kepercayaan juga sama pak kiainya.
Buktinya bisa dilihat dari sikap masyarakat terhadap baliho-baliho yang berjejeran di sudut-sudut jalan di desa saya.
Seperti misalnya, nih, yang dilontarkan bapak kawan saya, “Mituhu dawuh kiai itu ya kalau dawuh atau tindak-tanduknya bener dan pener. Hla kalau model kiainya doyan duit, mau dibeli pejabat, terus apa coba yang mau dianut?”
Dan ya sudah banyak masyarakat desa saya yang sadar, bahwa paslon-paslon itu sok-sok mendekati masyarakat ya cuma pas lagi butuh kayak gini saja.
Lihat saja, pas sudah Kabul hajatnya, alias sudah terpilih, pasti bakal lupa sama masyarakat yang dulu dijejali janji-janji manis dan sudah rela dukung dia. Terus ujug-ujug jadi tuli telinganya, tidak bisa mendengar aspirasi yang disampaikan masyarakat, dan buta matanya, tidak bisa melihat keadaan masyarakatnya sendiri.
Pada akhirnya saya hanya bisa bilang, politi itu soal sikap, dan Anda berhak menentukan siapa atau jalan mana yang akan Anda pilih!