Perkiraan Waktu dan Tanda Datangnya Masa 'Sabda Palon Nagih Janji'

- 3 Oktober 2020, 16:26 WIB
Ilustrasi naskah kuna.
Ilustrasi naskah kuna. //PIXABAY

Dan meletusnya gunung-gunun berapi lain seperti disebut dalam pupuh 14, ditambah gempa bumi dahsyat seperti diceritakan pada pupuh 15; “Lindhu ping pitu sadina/Karya sisahing sujanmi (Gempa tujuh kali sehari/Membuat manusia ketakutan).

Dua, banjir bandang sebagaimana disebut dalam pupuh 7: “Kaline banjir bandhang/Jerone ngelebna jalmi (Banjir bandang akan datang/Saking dalamnya menenggelamkan manusia).” Dan tsunami dalam pupuh 13: “Ombak minggah ing daratan (Ombak naik ke daratan).”

Tiga, bakal diserang wabah mematikan, seperti tercantum dalam pupuh 11: “Pageblug ingkang winangkung/Lelara ngambra-ambra/Enjing sugeng sore pralaya (Datang wabah mengerikan/Merajalela di mana-mana/Pagi hidup sorenya semua pada mati).”

Sementara tanda-tanda sosial diwarnai dengan gejolak politik yang memanas, kondisi negara yang carut-marut, sikap egosentrisme dan eksploitatif, serta rusaknya moral masyarakat Jawa Tanda-tanda tersebut terverivikasi dalam pupuh 9, 10, dan 11.

Tanda-tanda tersebut kalau dirasa-rasakan, nyaris  semuanya terjadi dan bisa kita temui di tahun 2020 ini. Pada awal sampai pertengahan tahun saja sudah terjadi banyak sekali peristiwa alam. Mulai dari gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan belakangan kita dihebohkan dengan prediksi akan datangnya bencana tsunami.

Belum lagi dengan merebaknya wabah Covid-19, yang seolah menjadi tanda paling tegas dan nyata bahwa, 2020 adalah tahun di mana Sabda Palon nagih janji, muncul kembali ke alam nyata.

Kalau dihitung pakai kalender Masehi, ketemunya jadi begitu. Namun, beda cerita kalau menghitungnya menggunakan tanggalan Saka (kalender Jawa), yang menurut sebagian orang lebih akurat.

Pasalnya, pada zaman Majapahit, yang populer bagi masyarakat Jawa adalah tanggalan Saka. Maka, sebagai pamomong tanah Jawa, besar kemungkinan yang dimaksudkan dengan Sabda Palon nagih janji itu jatuh pada hitungan waktu Saka.

Jika demikian, hitungan 500 tahun pasca runtuhnya Majapahit itu terhitung sejak candra sengkala Sirna Ilang Kerthaning Bhumi (Sirna: 0, Ilang: 0, Kerthaning: 4, Bhumi: 1=1400 Saka). Maka bisa diperkirakan, 500 tahun setelahnya yaitu jatuh pada kisaran tahun 1970-an, lebih tepatnya pada candra sengkala Lawon Sapta Ngesthi Aji (Lawon: 8, Sapta: 7, Ngeshti: 9, Aji: 1=1978 Saka).

Baca Juga: Sebanyak 1.834 DPS Rembang Bermasalah

Halaman:

Editor: Aly Reza


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x