Seni Tutur Lamut Khas Banjar yang Terancam Punah

- 10 Oktober 2020, 20:40 WIB
Seni tutur Lamut khas Banjar
Seni tutur Lamut khas Banjar /MandarunG-blogger

Rembang Bicara - Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kekayaan sastra daerah yang beraneka ragam. Salah satunya adalah sastra daerah Banjar bernama Lamut.

Lamut adalah salah satu kesusastraan tutur yang ada pada masyarakat Banjar. Kesenian lamut ini dibawa para pedagang Tionghoa ke Banjar terus berkembang ke pahuluan hingga Amuntai pada tahun 1816.

Saat ini kesenian lamut berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Kesenian ini terancam punah. 

Baca Juga: Berbeda dari Pemahaman Pendemo, Inilah Penjelasan Jokowi Soal UU Ciptaker

Arus modernisasi dan kemajuan teknologi membawa dampak yang kurang baik bagi kesenian lamut ini. Masyarakat mulai memilih menikmati hiburan dari televisi, internet, VCD, dan juga radio dibandingkan harus menonton pertunjukkan lamut.

Hal itu mengakibatkan jarang sekali kesenian lamut ditampilkan di depan publik atau masyarakat.

Tidak heran bila masyarakat sedikit demi sedikit mulai melupakan keberadaan kesenian lamut ini.

Baca Juga: Positif COVID-19, Kiper Timnas Portugal absen Lawan Prancis

Asal-Usul Lamut

Kesenian balamut adalah sebuah mahakarya dari seorang bangsa Tartar yang bekerja dan mengabdi pada kerajaan Sriwijaya sekitar abad VII – VIII Masehi.

Pada zaman keemasan kerajaan Sriwijaya menjelang puncaknya inilah para sastrawan bangsa Tartar menulis kesusastraan dalam huruf Cina.

Cerita yang sering dibawakan yaitu cerita lamut dewantana. Masyarakat pun menamakannya dengan balamut. Kesusastraan tutur lamut Dewanata ini sudah ada di Kalimantan Selatan sejak abad ke-13, pada masa kerajaan Negara Dipa.

Baca Juga: Penyebar Hoax UU Cipta Kerja sampai Bikin Demo Ricuh Ditangkap, Ini Profilnya

Sejak penghapusan kerajaan Banjar oleh colonial Belanda pada tahun 1860 balamut semakin meluas memasuki wilayah perkotaan.

Sampai tahun 1900-an balamut masih bertahan. Memasuki tahun 1926 kesenian tradisional inimenjadi terdesak dan terpuruk karena film dan gramophone merambah kemasyarakatan umum.

Kesenian balamut mulai muncul kepermukaan dan mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 1960 – 1970.

Baca Juga: PAWUHAN CRAFT Inovasi Bisnis Berbasis Ramah Lingkungan yang Diprakarsai Pemuda Sarang

Namun di tahun 1972 keberadaan lamut kembali menurun dikarenakan masuknya tayangan televise dan hingga sekarang balamut terdesak dan terancam punah di era globalisasi karena tergerus kemajuan teknologi seperti internet.***

 

Editor: Ferhadz A. Muhammad


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x