Ini 6 Cara Agar Fokus Menghafal Al-Qur’an, Salah Satunya Tinggalkan Perkara yang Tidak Bermanfaat

16 April 2022, 19:40 WIB
Al-Qur'an /Pixabay

Rembang Bicara – Inilah enam cara agar fokus menghafal Al-Qur’an ditengah hiruk pikuk kehidupan.

Membaca Al-qur’an adalah aktifitas yang sangat baik apalagi menghafalnya. Namun menghafal Al-Qur’an bukanlah perkara yang gampang.

Butuh keuletan yang luar biasa untuk dapat merealisasikan bacaan tersebut menjadi hafalan.

Namun tentu hal tersebut bukanlah mustahil, banyak umat muslim di dunia yang telah khatam dalam menghafal Qur’an.

Tentu saja satu hal yang sangat penting dalam menghafal Al-qur’an adalah tingkap kefokusan diri kita sendiri.

Berikut ini adalah cara agar diri kita fokus untuk menghafal Al-qur’an yang dikutip dari Ngaji.id.

Kalau kita tidak fokus, kemungkinan banyak yang ada di pikiran kita. Maka di saat-saat seperti ini, saya sangat menyarankan kepada para hadirin untuk mengamalkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam;

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ.

“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At Tirmidzi No. 2318 dan yang lainnya dari Abu Hurairah)

Kita hidup di zaman yang informasi begitu banyak, Sedikit yang kita perlukan, kebanyakan yang tidak perlu kita tahu.

Hanya menambah beban otak kita yang penuh keterbatasan ini. Hard disk kita dipenuhi oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Kita mengetahui tentang ini dan itu padahal tidak perlu hal tersebut untuk kita ketahui.

Tidak berkaitan dengan kemaslahatan kita di dunia, terlebih lagi kemashlahatan kita di akhirat.

  1. Meninggalkan Perkara yang Tidak Bermanfaat

Oleh karena itu, seseorang sebaiknya berusaha mengamalkan hadits ini. Meninggalkan yang bukan urusannya. Karena barang siapa yang meninggalkan perkara yang bukan urusannya, dia akan diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala menuju perkara yang bermanfaat baginya.

Sekarang waktu kita habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Bagaimana waktunya tidak habis jika seseorang punya akun di Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Dia harus muraja’ah terhadap akun-akun tersebut.

Belum lagi dia mengecek akun-akun yang lain. Mengecek temannya, apa saja foto-foto temannya. Atau kalau akunnya perempuan, “Oh ini janda atau bukan?” Banyak dia cek di situ. Habislah waktunya.

  1. Menyaring Informasi

Semua informasi itu tatkala masuk di benak kita, itu mengganggu otak kita. Hati ini, kata para ulama adalah seperti bejana.

Tergantung apa yang masuk dalam hati kita ini. Dan corongnya adalah pandangan, penglihatan, dan pembicaraan.

Apa yang Anda lihat akan terekspresikan dalam hati Anda, apa yang Anda dengar, akan terbiaskan dalam hati Anda, dan apa yang Anda ucapkan terus akan terbiaskan dalam hati Anda.

Itulah yang akan menjadi pemikiran Anda sehari-hari. Jika orang menyaring apa yang dia lihat, dia bicarakan, dia akan bisa menjaga hatinya. Sehingga hatinya bisa dimasuki dengan Al-Qur’an.

Saya sampaikan hal ini karena ada kebahagiaan yang saya rasakan setelah saya tidak lagi beraktivitas dengan Twitter. 

Saya memberikan akunnya kepada admin saya. Instagram pun saya berikan, saya tidak mau mengurusnya lagi.

Lalu Facebook, akun saya dihack sehingga akun saya tidak memiliki teman. Saya hanya bisa membagikan apa yang ingin saya share. Ada pun pertemanan, chatting-chattingan, itu tidak ada.

Saya merasakan ada kebahagiaan bagi saya. Ada waktu untuk anak, istri, dakwah, dan untuk membaca Al-Qur’an juga ada. Tapi saat dulu itu waktu terasa kurang.

  1. Bersihkan Hati

Makanya kalau seseorang gagal fokus untuk menghafal Al-Qur’an, coba cek apakah harddisk dia sudah penuh dengan hal yang macam-macam? Kalau ada, maka hendaknya dia delete. Bersihkan agar dia bisa fokus membaca Al-Qur’an.

Kalau dia sudah bersih hatinya, menjauhkan diri dari hal yang tidak bermanfaat, maka dia akan punya waktu banyak untuk membaca Al-Qur’an.

Kalau Antum memiliki hafalan Al-Qur’an, tidak perlu banyak-banyak, dua juz saja akan merubah kehidupan Antum.

Saya mendengar ceramah seorang Syaikh. Bahwa ada seorang kakek sudah tua datang kepada beliau saat Syaikh bercerita tentang pentingnya mempunyai hafalan.

Kemudian setelah beberapa tahun, mungkin dua tahun, orang tua tersebut datang kembali kepada Syaikh. Dia mengucapkan “Jazaakallahu khaira.” Dia mengucapkan terima kasih kepada Syaikh.

  1. Berusaha Menghafal

Lalu Syaikh bertanya, “Mengapa?” Kemudian orang tua ini menjawab, “Sewaktu Engkau ceramah pada waktu itu, saya lalu menghafal Al-Qur’an.

Dan sekarang hafalan saya empat atau lima juz. Dan lima juz tersebut membuat saya berubah dalam kehidupan. Saya naik mobil sambil muraja’ah. Lebih semangat shalat malam karena ada muraja’ah yang ingin saya baca.”

Seseorang kalau memiliki hafalan Al-Qur’an, dia akan semangat shalat malam. Tetapi kalau tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an, dia hanya membaca surah Al Ikhlas, An Nas, Al Lahab. Besoknya itu lagi yang dia baca.

Sehingga dia jadi kurang semangat karena itu-itu saja yang dia baca. Kalau mengimami istri saat shalat malam dan itu-itu saja yang dia baca, istri bertanya “Kok, kamu baca itu terus, Mas?” Suami menjawab, “Karena saya mencintai surah ini, istriku.” Padahal karena hafalan tidak ada.

Ini akan mempengaruhi kehidupan Anda. Ini benar. Saya tidak bilang lima juz. Saya bilang dua juz saja. Anda hafal juz ‘amma dan juz 29, itu akan mempengaruhi kehidupan Anda. Apalagi jika Anda dalami dan membaca terjemahannya. serta membaca tafsir singkatnya. Ini mempengaruhi kehidupan Anda.

  1. Meminta Bantuan Seorang Guru

Maka seseorang hendaknya berusaha untuk mempunyai hafalan. Jika sudah tua, tetap bisa menghafal. Panggil guru, kita setoran dalam satu pekan, satu kali setoran. Meskipun dalam satu pekan sekali. Yang penting setoran jalan.

Walaupun sepekan satu ayat saja. Berarti naik satu derajat di surga. Pekan depan ayat yang lain, bidadari naik lagi satu derajat. Begitu seterusnya, dan Alhamdulillah waktu berjalan.

Kalau Anda mempunyai guru, mau tidak mau Anda harus sisihkan waktu untuk setor hafalan. Apalagi jika Anda bayar guru tersebut. Bayar mahal, agar merasa jika tidak setoran maka kita rugi. Bagaimana pun caranya, yang penting bisa setor hafalan. Kita harus menjebak diri kita dalam kebaikan.

Kalau kita tidak menjebak diri kita dalam kebaikan, kita akan terjebak dalam hal yang tidak bermanfaat. Apalagi zaman sekarang ini.

Membaca berita ini dan itu, analisanya ngawur. Tidak mengetahui jika ternyata berbantah-bantahan di atas berita yang tidak benar. Akhirnya waktu kita terbuang.

  1. Konsisten Walaupun Sedikit

Seseorang membaca berita setiap hari satu jam, coba bayangkan kalau tujuh hari dia kumpulkan sudah tujuh jam. Seandainya satu jam tersebut untuk membaca Al-Qur’an, sudah berapa juz yang dia baca?

Pernah ada pertemuan dengan salah satu imam Masjid Nabawi. Saat kita sedang ‘ied, ada acara ramah tamah kalau tidak salah di hari ketiga kami berkumpul untuk makan bersama. Kemudian hadir seorang imam dari Masjid Nabawi. Lalu kawan-kawan bertanya kepada beliau, “Wahai Syaikh, Anda kuat membaca Al-Qur’an dalam sehari berapa juz?” Syaikh menjawab, “Saya harus kuat membaca tujuh juz setiap hari untuk bisa menjaga hafalan.”

Bayangkan, orang diberi anugerah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga hari-harinya ada waktu untuk membaca Al-Qur’an.

Ingatlah, semakin banyak Anda membaca Al-Qur’an, maka Anda semakin bahagia. Semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menjadi orang spesial di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi harus menjebak diri kita pada hal-hal yang baik. ***

Editor: Dian Fitriyani

Sumber: Ngaji.id

Tags

Terkini

Terpopuler