Hal ini dijelaskan dalam Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266 berikut ini:
وفي الأم لا بأس أن يفرده (أي لا بأس أن يصوم العاشر وحده
Artinya, “(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya),”
Namun, anjuran puasa sebelum dan sesudah puasa Asyura bersifat penyempurnaan saja terhadap Asyura.
Demikianlah penjelasan soal hukum puasa Asyura tanpa diawali dengan puasa Tasu'a menurut mazhab Imam Syafi'i***