Sentil Pihak yang Samakan Kerumunan Presiden Jokowi dengan HRS, Ferdinand Hutahaean: Ayolah Gunakan Nalar

24 Februari 2021, 09:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyambut kerumunan massa di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). /Twitter.com/@KetumProDEM/

Rembang Bicara - Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Nusa Tenggara Timur(NTT) pada Selasa, 23 Februari 2021, disambut antusias warga.

Warga yang berkumpul tersebut sampai menerobos barisan pengaman presiden, hingga akhirnya tumpah ruah di jalan tempat mobil yang dikendarai Presiden Jokowi melaju.

Kerumunan pun tidak bisa dihindari lagi, bahkan dalam sebuah video yang viral di Twitter, tampak Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) kewalahan menahan euforia warga.

Baca Juga: Penyebar Konten Asusila Anak-anak yang Bikin Fiersa Besari Gerah Akhirnya Berhasil Diringkus Polda

Terkait dengan kerumunan tersebut, terdapat sejumlah pihak yang menyayangkan. Bahkan beberapa di antaranya membandingkan kejadian tersebut dengan kasus yang menimpa Habib Rizieq Shihab (HRS) saat mengadakan acara di Petamburan tahun lalu.

Menanggapi hal tersebut, salah satu politisi yang vokal membela Presiden Jokowi,Ferdinand Hutahaen, angkat bicara.

Menurut Ferdinand, terdapat perbedaan kerumunan antara Presiden Jokowi di NTT dengan HRS di Petamburan.

Baca Juga: Buat SIM Tanpa Repot, Sekarang Bisa Lewat Online, Berikut Alur Pengurusannya

"Kerumunan kunjungan pak @jokowi di NTT sangat berbeda dgn kerumunan acara pernikahan putri Rizieq Sihab.

JKW tak mengundang, tak menyiapkan tenda utk kerumunan, dan JKW sll tampak menjuk maskernya agar warga jg pakai masker. Spontanitas euforia dan histeria yg tak direncanakan,” terangnya via akun Twitter pribadinya.

Lagipula, menurut Ferdinand, Presiden Jokowi terlihat selalu mengingatkan supaya warga memperhatikan penggunaan masker.

Baca Juga: Pihak Keluarga Nissa Sabyan Mulai Angkat Bicara Soal Isu Pelakor, Sang Ayah: Saya Tahu Betul

“Pres @jokowi tampak berkali2 menunjuk pd masker yg digunakannya, pesannya agar warga jg gunakan masker.

Euforia dan histeria spontan itu tak mgkn dilarang dan tak mgkn warga dikunci di rumah agar tak berkerumun menyambut presiden yg mrk cintai,” katanya.

Meski demikian, Ferdinand mengakui bahwa kejadian Presiden Jokowi di NTT hanya bisa disamakan dengan perkumpulan massa HRS di Bandara Soetta.

“Peristiwa euforia dan histeria spontan penyambutan itu sama jg dgn kondisi ketika Rizieq Sihab disambut pendukungnya dari Bandara Sorkarno Hatta.

Itu bkn kesalahan Rizieq Sihab makanya diapun tak pernah diproses hukum atas peristiwa itu. Sama dgn yg di NTT, itu histeria spontan,” cuitnya.

Baca Juga: Sering Mendapat Ancaman Pembunuhan, Amanda Manopo ‘Ikatan Cinta’ Sewa Pengacara

Fakta lain yang Ferdinand sampaikan yaitu NTT sebenarnya berada pada zona hijau sehingga warga masih merasa aman beraktivitas di luar.

“Selain penyambutan warga di NTT thdp pak @jokowi  yg bentuk histeria spontanitas, NTT juga sejak tahun lalu masuk kategori ZONA HIJAU, sehingga warga merasa lumrah dan aman beraktivitas tanpa masker,” jelasnya.

Baca Juga: Ariel NOAH Sukses Bikin Warganet Siap Divaksin Covid-19 Berkat Penjelasannya, Berikut Cuplikan Isinya

“Ayolah gunakan nalar, jgn asal komentar tp tak berkualitas dan tak berbobot,” tandasnya.***

Editor: Ferhadz A. Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler