Dubes Prancis: Jika Indonesia Boikot Produk Prancis, Itu Sama dengan Putus Rezeki Rakyatnya Sendiri!

14 November 2020, 16:12 WIB
Pemilik swalayan memasang tulisan boikot pada produk Prancis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (2/11/2020). Aksi boikot berbagai macam produk Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam. /Foto: ANTARA FOTO/Jojon/pras./ /

Rembang Bicara - Kampanye boikot produk Prancis nampaknya masih menggema di kalangan masyarakat Indonesia. Hal tersebut menyusul penggambaran karikatur Nabi Muhammad dan ungkapan kontroversial dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. 

Pertanyaannya, apakah boikot merupakan langkah yang solutif untuk mengecam Prancis?

Atas hal ini, Olivier Chambard, Duta Besar Perancis untuk Indonesia membeberkan dampak buruk pemboikotan produk Prancis untuk ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Ini Respon Tegas Moeldoko terhadap Pernyataan Habib Rizieq Shihab: Tidak Ada Kriminalisasi Ulama!

Dalam kasus ini, Prancis jelas jadi negara pertama yang paling merugi. Namun Indonesia pun akan mengalami kerugian besar, mengingat banyak rakyat Indonesia yang menjadi buruh di perusahaan Prancis yang berdiri di Indonesia. Sebut saja misalnya adalah Danone.

Tercatat ada 200 perusahaan Prancis di Indoensia dengan total 50 ribu orang Indonesia yang menjadi buruh di dalamnya. Dengan begitu, perusahaan akan bangkrut dan puluhan ribu rakyat Indonesia sendiri akan menjadi pengangguran. 

Dengan kata lain, kampanye boikot produk Prancis oleh sebagian masyarakat Indonesia tidak lain adalah upaya untuk memutus rezeki sesamanya sendiri. 

Baca Juga: Sentil Habib Rizieq, LPSK Tawarkan Perlindungan kepada Nikita Mirzani

"Boikot bisa merugikan ekonomi Prancis tentu saja, juga merugikan Indonesia" tutur Olivier di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2020).

Sebagaimana disebut dalam artikel di Portal Surabaya berjudul, Dubes Perancis Buka-bukaan Soal Dampak Aksi Boikot di Indonesia, 'Indonesia Juga Rugi'.

Selain itu, Olivier juga mengatakan bahwa pemboikotan ini akan membuat citra Indonesia menjadi buruk di mata internasional. Sehingga akan mengurangi minat negara dari luar untuk melakukan investasi dan bekerja sama dengan Indonesia.(Suhermanto/Portal Surabaya)***

 

 

Editor: Aly Reza

Sumber: Portal Surabaya

Tags

Terkini

Terpopuler